Nasi Dingin Lebih Baik dari Nasi Panas untuk Gula Darah, Ini Penjelasannya

Daftar Isi

Nasi dingin lebih baik dari nasi panas untuk gula darah. Simak penjelasan ilmiah dan sumber penelitiannya di sini.

Nasi adalah makanan pokok sebagian besar orang Indonesia. Nasi terbuat dari beras yang mengandung karbohidrat tinggi.

Karbohidrat dalam nasi dapat mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jenis, jumlah, dan kondisi nasi yang dikonsumsi.

Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah nasi dingin lebih baik dari nasi panas untuk gula darah.

Apa bedanya nasi dingin dan nasi panas?

Nasi dingin adalah nasi yang sudah didinginkan dalam lemari es atau kulkas selama beberapa jam atau sehari. Nasi dingin biasanya dipanaskan kembali sebelum dimakan.

Nasi panas adalah nasi yang baru saja dimasak atau disajikan dalam keadaan hangat.

Menurut beberapa penelitian, ada perbedaan dampak nasi dingin dan nasi panas terhadap gula darah.

Nasi dingin memiliki indeks glikemik lebih rendah

Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan dapat meningkatkan gula darah setelah dimakan.

Semakin tinggi indeks glikemik, semakin cepat gula darah naik. Semakin rendah indeks glikemik, semakin lambat gula darah naik.

Nasi dingin ternyata memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada nasi panas.

Hal ini disebabkan oleh proses retrogradasi yang terjadi pada pati dalam nasi saat didinginkan.

Retrogradasi adalah perubahan struktur pati dari bentuk amorf menjadi kristalin. Pati yang mengalami retrogradasi menjadi lebih resisten atau sulit dicerna oleh enzim pencernaan.

Pati resisten tidak dapat diserap oleh tubuh sebagai glukosa, sehingga tidak meningkatkan gula darah.

Nasi panas memiliki indeks glikemik lebih tinggi

Sebaliknya, nasi panas memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada nasi dingin.

Hal ini disebabkan oleh proses gelatinisasi yang terjadi pada pati dalam nasi saat dimasak.

Gelatinisasi adalah perubahan struktur pati dari bentuk kristalin menjadi amorf. Pati yang mengalami gelatinisasi menjadi lebih mudah dicerna oleh enzim pencernaan.

Pati yang dicerna oleh enzim pencernaan akan diserap oleh tubuh sebagai glukosa, sehingga meningkatkan gula darah.

Kesimpulan

Nasi dingin lebih baik dari nasi panas untuk gula darah karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah.

Nasi dingin mengandung pati resisten yang tidak dapat diserap oleh tubuh sebagai glukosa, sehingga tidak meningkatkan gula darah.

Nasi panas mengandung pati yang mudah dicerna oleh enzim pencernaan, sehingga meningkatkan gula darah.

Namun, perlu diingat bahwa nasi dingin tidak berarti bebas dari karbohidrat. Nasi dingin tetap mengandung karbohidrat yang dapat mempengaruhi gula darah.

Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi nasi dengan porsi yang sesuai dan seimbang dengan makanan lain yang mengandung protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral.

Sumber: [Pubmed NCBI], [Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition], [International Journal of Research in Medical Sciences]

Posting Komentar