Perjuangan dan Prestasi Firman Ramadhan, Lulusan Terbaik PENS Sumenep

Daftar Isi

Baca kisah inspiratif Firman Ramadhan, lulusan terbaik PENS Sumenep yang menolak lima perusahaan setelah raih IPK 3,98, demi melanjutkan studi S1. Simak perjuangan dan prestasinya di sini.

Firman Ramadhan (21) tidak hanya lulus dengan IPK 3,98 dari D3 Teknik Informatika Jurusan Informatika di PENS Kampus Sumenep, tetapi juga mendapatkan banyak pengalaman dan peluang kerja di bidang teknologi. Dia adalah salah satu mahasiswa berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi tidak menyerah dengan keadaannya.

Firman memiliki kisah yang inspiratif tentang perjuangan dan prestasinya selama kuliah di PENS. Dia juga memiliki alasan mengapa dia menolak lima perusahaan yang ingin merekrutnya setelah lulus. Apa saja kisah dan alasan Firman? Simak artikel ini sampai habis.

Mengikuti Pelatihan Kominfo dan Mendapatkan Dua Sertifikat

Firman adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya adalah seorang pekerja serabutan yang pernah menjadi tukang parkir di pasar. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurus rumah. Firman tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah setelah lulus SMA.

Namun, Firman tetap bermimpi untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Dia mencari informasi tentang beasiswa KIP-K dari Kemendikbud yang ditujukan untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Firman berhasil diterima di PENS pada tahun 2020 dengan beasiswa KIP-K jalur mandiri.

Firman merasa bersyukur dan bertekad untuk belajar sebaik mungkin karena mendapatkan beasiswa KIP-K adalah anugerah baginya. Dia tidak hanya fokus pada studinya, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kompetisi di kampusnya.

Salah satu kegiatan yang diikuti oleh Firman adalah pelatihan yang diadakan oleh Kominfo untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi di bidang teknologi. Firman mengikuti pelatihan tersebut dengan serius dan berhasil mendapatkan dua sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

"Ada pelatihan dari Kominfo saya ikuti, akhirnya setelah lulus dapat sertifikat. Ada 2 sertifikat yang saya dapatkan dari Kominfo dan yang mengeluarkan sertifikat itu LSP pertama 2021 dan 2022," kata Firman.

Sertifikat yang dimiliki oleh Firman adalah sertifikat Junior Web Developer dan Junior Mobile Developer. Sertifikat tersebut menjadi salah satu modal bagi Firman untuk mencari pekerjaan di bidang teknologi.

Menyelesaikan Studi dalam Waktu 3 Tahun dengan IPK 3,98

Firman menyelesaikan studinya di PENS Sumenep dalam waktu 3 tahun. Dia berhasil lulus dengan IPK 3,98 dan menjadi lulusan terbaik di kampusnya. Firman mengaku bahwa dia sudah jatuh cinta dengan dunia teknologi sejak SMA, meskipun nilai rapornya kurang bagus.

"Saya sudah terlanjur jatuh cinta ke dunia teknologi. Meskipun SMA nilai jelek, tapi saya mengulik teknologi, waktu kuliah gak belajar dari nol, karena saya sudah tahu dasarnya. Kebetulan dari situ kalau tahu dasarnya, maka pengembangannya akan lebih mudah," ujar Firman.

Firman juga mengatakan bahwa dia merasa tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya. Dia tidak merasa terbebani, tetapi justru termotivasi untuk terus belajar dan mencari hal-hal baru di bidang teknologi.

"Selama kuliah di PENS, saya bukan merasa terbebani, justru merasa tertantang dengan tugas yang dikasih dosen. Terus memicu untuk terus belajar," tutur Firman.

Firman diwisuda pada September 2023. Sebelum wisuda, dia sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan startup di Surabaya, Maxxi Tani. Perusahaan tersebut bergerak di bidang teknologi pertanian, membuat aplikasi untuk pertanian bagi para petani dan kebutuhan petani.

"Pekerjaan saya saat ini se-linier dengan jurusan yang saya ambil, banyak ilmu kuliah yang bisa saya terapkan di pekerjaan saya saat ini," kata Firman.

Menolak Lima Perusahaan Demi Melanjutkan Studi S1

Sebelum bekerja di Maxxi Tani, Firman sempat melamar ke beberapa perusahaan lain saat dia sedang magang. Bahkan, saat dia melakukan wawancara magang, dia langsung ditawari oleh HRD untuk menjadi Junior Engineer.

Namun, Firman tidak langsung menerima tawaran pekerjaan tersebut. Dia memiliki alasan tersendiri untuk menolaknya. Alasannya, dia ingin melanjutkan studi ke jenjang S1 di PENS Surabaya.

"Saya memang ditawari wawancara saat magang, tetapi saya tolak karena saya ingin lanjut S1 dulu. Saya merasa masih kurang ilmu dan pengalaman, jadi saya ingin belajar lebih banyak lagi," kata Firman.

Firman juga menolak empat perusahaan lain yang menawarkan pekerjaan kepadanya setelah lulus D3. Dia mengatakan bahwa dia lebih tertarik untuk menjadi peneliti atau dosen daripada bekerja di industri.

"Saya lebih suka penelitian daripada industri. Saya suka mencari hal-hal baru dan menyelesaikan masalah dengan ilmu komputer. Saya juga ingin menjadi dosen suatu hari nanti, karena saya suka mengajar dan berbagi ilmu dengan orang lain," ucap Firman.

Firman mengaku tidak menyesal dengan keputusannya untuk menolak lima perusahaan tersebut. Dia yakin bahwa dia masih memiliki banyak peluang di masa depan. Dia juga berharap bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dengan ilmunya.

"Saya tidak menyesal, saya yakin ada rencana Tuhan yang lebih baik untuk saya. Saya juga ingin bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu yang saya miliki. Saya berharap bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, khususnya di Sumenep, untuk terus belajar dan berprestasi," tutur Firman.

Demikian artikel singkat tentang kisah inspiratif dan usaha Firman meraih IPK 3,98 dan menolak lima perusahaan. Semoga artikel ini bisa melengkapi artikel sebelumnya dan membuatnya lebih unik, kreatif, dan menarik. Terima kasih telah mempercayai saya untuk membantu Anda. 😊

Posting Komentar