Mengenal Andik, Siswa SD di Bojonegoro yang Viral Karena Suka Makan Ulat Turi

Daftar Isi

Anda mungkin pernah mendengar tentang Andik, seorang siswa SD di Bojonegoro yang viral karena membawa bekal ulat turi ke sekolah. Ulat turi adalah ulat yang hidup di pohon turi, yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk kompos. Namun, ternyata Andik sangat menyukai ulat turi sebagai lauk makanannya. Bagaimana kisahnya?

Ulat Turi, Lauk Favorit Andik

Andik adalah siswa SD Meduri V, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Sekolahnya terletak di pinggir hutan, sehingga banyak warga sekitar yang memanfaatkan hasil hutan sebagai sumber penghasilan atau makanan. Salah satunya adalah ulat jati, enthung, dan walang, yang biasa dimakan saat musimnya.

Namun, Andik memiliki selera yang berbeda dari teman-temannya. Ia lebih suka makan ulat turi, yang jarang ditemukan dan sulit didapat. Menurut gurunya, Jumangin (36), ulat turi memiliki rasa yang enak dan gurih, dengan sedikit rasa asin.

"Andik suka sekali makan ulat turi. Ibunya bilang, dia sering minta dibelikan ulat turi kalau ada yang jual. Rasanya memang enak dan gurih, ada asin-asinnya. Ulat turi ini jarang ada, bentuknya juga gede-gede," kata Jumangin kepada detikJatim.

Viral karena Membawa Bekal Ulat Turi ke Sekolah

Keunikan Andik terungkap saat sekolahnya mengadakan program makan bersama setiap minggu tiga kali. Para siswa diminta membawa bekal makanan dari rumah untuk dimakan bersama-sama di sekolah. Guru kemudian mengecek menu makanan yang dibawa oleh para siswa dan memberikan penjelasan tentang kandungan gizi atau manfaatnya.

"Pada hari Senin kemarin, kami wali kelas biasa menanyakan makanan apa saja yang dibawa oleh para siswa. Setelah mereka menjawab, kami memberikan penjelasan tentang makanan tersebut serta kandungan vitamin atau lain-lainnya. Kalau ada yang kurang memenuhi unsur gizi, kadang saya kasih telur rebus karena ada siswa yang cuma bawa mi," jelas Jumangin.

Saat mengecek bekal Andik, Jumangin terkejut melihat isi kotak makannya. Ternyata Andik membawa lauk ulat turi yang telah digoreng. Jumangin kemudian merekam momen tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.

"Kebetulan salah satu siswa itu bekalnya lauk ulat pohon turi yang telah digoreng. Nggak ada niat atau tujuan lain kepada anak didik kami yang tidak baik, itu nggak ada. Biasa setiap pelajaran itu kami videokan," ujar Jumangin.

Video tersebut kemudian viral dan mendapatkan berbagai komentar dari netizen. Ada yang merasa jijik, heran, kagum, hingga salut dengan Andik yang berani makan ulat turi.

Ulat Turi, Makanan Bergizi atau Berbahaya?

Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah ulat turi itu sebenarnya? Apakah aman untuk dikonsumsi? Apakah memiliki kandungan gizi yang baik?

Ulat turi adalah larva dari kupu-kupu Lepidoptera sp., yang hidup di pohon turi (Sesbania grandiflora). Pohon turi sendiri merupakan tanaman leguminosa yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pupuk kompos.

Ulat turi memiliki warna hijau dengan garis-garis hitam di tubuhnya. Ukurannya bisa mencapai 5 cm panjangnya. Ulat turi biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus.

Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Dr Ir Annis Catur Adi MS mengatakan bahwa bagi daerah tertentu, seperti di Papua ada ulat dan serangga yang bisa dikonsumsi. Pastinya ulat tidak berbulu, karena bisa menimbulkan gatal.

Sebenarnya banyak jenis ulat. Tapi yang paling populer adalah ulat sagu. Ulat sagu memiliki kandungan protein, mineral, vitamin, lemak, dan karbohidrat yang baik untuk tubuh. 

Selain ulat sagu, ada juga ulat jati, belalang coklat, dan ulat kelapa yang bisa dimakan

Annis menjelaskan bahwa selain ulat sagu, ada juga jenis ulat lain yang bisa dikonsumsi tergantung kekhasan daerah masing-masing. Misalnya, ada ulat jati di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang banyak diolah sebagai camilan atau lauk makanan.

“Ulat lain ada Insyaallah. Karena serangga juga banyak dikonsumsi. Temannya ulat seperti belalang coklat, di Bojonegoro juga banyak. Saya juga kaget ulat sagu kok di Bojonegoro. Yang saya ingat Bojonegoro belalang coklat banyak. Terkenal,” jelasnya.

Ulat berbulu dan beracun adalah jenis ulat yang tidak boleh dimakan

Annis menegaskan bahwa jenis ulat yang tidak boleh dikonsumsi adalah yang berbulu dan beracun. Alasan utamanya karena bulu ulat itu memiliki racun yang selain akan membuat gatal bisa membahayakan.

“Yang tidak boleh hanya yang membahayakan, seperti ada racun. Tapi kalau tidak membahayakan diperbolehkan dalam kondisi darurat. Terpenting tidak membahayakan bagi kesehatan,” katanya.

Para ahli kesehatan juga mengingatkan bahwa ulat turi harus dimasak dengan baik sebelum dikonsumsi, karena bisa berpotensi mengandung bakteri atau parasit yang berbahaya. Juga disarankan untuk membersihkan ulat turi dengan air mengalir, lalu merebusnya dengan air mendidih selama 15 menit.

Jadi, ulat turi itu harus dimasak dengan baik, karena bisa saja ada bakteri atau parasit yang berbahaya di dalamnya. Jadi harus dicuci bersih dengan air mengalir, lalu direbus dengan air mendidih selama 15 menit. Kalau mau digoreng, juga harus digoreng sampai matang,

Selain itu, para ahli gizi juga menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi, termasuk sayur dan buah, agar tubuh mendapatkan asupan gizi yang lengkap dan optimal.

Ulat turi itu boleh saja dimakan, tapi jangan terlalu sering atau terlalu banyak, karena bisa menyebabkan kolesterol tinggi atau alergi. Juga harus disertai dengan makanan lain yang seimbang dan bervariasi, seperti sayur dan buah, agar tubuh mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkan.

Sumber: detikjatim

Posting Komentar