"Kisah inspiratif Omar, bocah 5 tahun fasih berbahasa Inggris. Temukan rahasia sukses Bunda Ratih dalam mengajarkan bahasa sejak dini."
![]() |
Kisah Omar Fasih Bahasa Inggris di Usia 5 Tahun/Foto: Instagram: @omar_andmom |
Kita pasti masih ingat dengan Omar, bocah berusia lima tahun yang sudah mahir berbahasa Inggris, bukan? Baru-baru ini, Omar kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Omar dan ibunya, Ratih, sering membagikan video saat mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Ternyata, Omar sudah diperkenalkan pada bahasa internasional ini sejak usia empat bulan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ratih saat menjadi bintang tamu di acara FYP TRANS7 beberapa waktu yang lalu. Pada kesempatan itu, Omar berkesempatan menceritakan dongeng Pinocchio dalam bahasa Inggris.
"Omar mulai terkena paparan bahasa Inggris sejak usia empat bulan," kata Ratih, seperti dikutip dari kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL, Jumat (14/7/2023).
Rahasia Ibu dalam Mengajarkan Bahasa kepada Anak
Ratih, seorang lulusan S3 dan juga seorang dosen di sebuah universitas swasta, mengungkapkan bahwa para peneliti telah membuktikan bahwa bahasa adalah salah satu kemampuan yang dapat diajarkan kepada anak pada masa emasnya.
"Otak manusia berkembang pesat pada masa emas. Pada masa ini, otak manusia bisa belajar apa pun," jelas Ratih.
"Para peneliti dan ahli merekomendasikan pengajaran bahasa sebagai salah satu kompetensi yang harus diajarkan kepada anak-anak. Jadi, bahasa bisa diajarkan sejak bayi," tambahnya.
Cara Mengajarkan Bahasa Inggris kepada Anak
Salah satu metode yang digunakan oleh Ratih untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada Omar adalah melalui media buku. Sejak Omar berusia 0 bulan, Ratih rajin membacakannya buku kosakata bahasa Inggris.
"Bagaimana caranya? Kami menggunakan media. Belajar bahasa Inggris bukanlah mempelajari tata bahasa terlebih dahulu, tetapi kosakata. Media yang kami gunakan adalah buku kosakata," jelasnya.
"Jadi, Omar mulai diajarkan bahasa Inggris sejak awal, dari bayi nol bulan, ibunya rajin membacakan buku kepadanya. Kata-kata yang dia dengar dan gambar yang dia lihat akan disimpan di area Broca di otak manusia yang bertanggung jawab atas kemampuan berbahasa," lanjut Ratih.
Ratih juga menjelaskan hal serupa saat menjadi tamu di acara Rumpi beberapa waktu lalu. Dia mengungkapkan bahwa dia mengajarkan Omar dengan teknik eksposur dan melalui praktek sehari-hari yang banyak.
"Bagaimana caranya? Eksposur dan praktek. Eksposur berarti membaca dan menulis, menggunakan indera penglihatan dan pendengaran kita. Praktek berarti berbicara," ungkap Ratih.
"Kadang-kadang kita tidak percaya diri saat menggunakan bahasa yang telah kita pelajari. Oleh karena itu, kita harus menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi," lanjutnya.
Namun, apakah benar bahwa mengajarkan dua bahasa kepada anak dapat menyebabkan keterlambatan bicara? Bagaimana tanggapan Ratih mengenai hal ini?
Hubungan Antara Dua Bahasa dan Speech Delay (Keterlambatan Bicara)
Ratih mengajarkan Omar dua bahasa sejak dini. Menurutnya, hal ini tidak menyebabkan masalah pada kemampuan berbahasa sang anak.
![]() |
Foto: Instagram: @omar_andmom |
"Tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa mengajarkan anak lebih dari satu bahasa akan mengakibatkan masalah pada kemampuan berbahasanya. Misalnya, keterlambatan bicara, itu tidak benar," katanya saat diundang sebagai bintang tamu di acara RUMPI TRANS TV, seperti dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official, Jumat (14/7/2023).
Bagi Ratih, keterlambatan bicara pada anak disebabkan oleh faktor lain, misalnya cara pengajaran orang tua yang kurang tepat.
"Keterlambatan bicara disebabkan oleh faktor lain. Salah satu masalahnya adalah orang tua yang mengajarkan dengan cara yang kurang tepat," jelasnya.
"Misalnya, mencampur adukkan bahasa seperti, 'Adek, kata Bahasa Inggris-nya ayam itu chicken'. Anak menjadi bingung antara menggunakan kata chicken atau ayam," tambah ibu dua anak ini.
Ratih sendiri tidak sembarangan dalam melatih anaknya. Ia menggunakan dua pendamping dan media yang berbeda. Dengan cara ini, sang anak dapat mengidentifikasi dengan baik.
"Untuk kasus Omar, kami menggunakan dua pendamping dan media yang berbeda. Jadi, dia bisa mengidentifikasi saat saya menggunakan bahasa ini bersama orang A, dan menggunakan bahasa itu bersama orang B," ungkap Ratih.
Dengan dedikasi Bunda Ratih dan metode pengajaran yang tepat, Omar telah membuktikan bahwa bahasa dapat dipelajari dengan mudah pada usia dini. Semoga kisah Omar ini menginspirasi banyak orang untuk memperkenalkan bahasa sejak dini kepada anak-anak mereka.
Posting Komentar