Biografi al-Alim al-Allamah al-Imam al-Habr al-Qutub al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy RA
Ringkasan Biografi Pendiri pondok pesantren Darul Hadits
Nama Beliau, Yang Mulia Maha Guru Samahatil Ustdzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy RA.
Kelahiran al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy RA.
Maha Guru Al-Ustadzul Imam Ra di lahirkan di sebuah kota yang terkenal dengan julukan “kota ilmu dan kota auliya” yakni kota Tariem Hadromaut Yaman selatan.
Beliau ra dilahirkan pada hari Selasa tanggal 15 shafar 1361 H. Bersama’an dengan malam kelahiran beliau, ada seorang ulama besar yang bernama al-habibul imam Syaikhon bin Hasyim as-Sagof ra yang bermimpi bertemu dengan sulthonul auliya asy-Syekh Abdul Qodir al-Jailany ra.
Dalam mimpi itu asy-syekh Abdul Qodir al-Jailany ra menitipkan kitab suci Al-Qur'an karim kepada imam Syaikhon bin Hasyim agar di berikan kepada habibul imam Akhmad bin Muhammad Bilfaqih ra (beliau adalah ayahanda ustdzul imam al-habr ra).
Setelah diceritakan perihal mimpi tersebut al-habibul imam Akhmad bin Muhammad ra berkata: alhamdulillah tadi malam aku anugerahi oleh Allah SWT seorang putra. Dan itulah isyaroh ta’wil mimpimu bertemu dengan asy-syekh Abdul Qodir Jailani ra yang menitipkan al-Qur’anul karim agar disampaikan kepadaku. Oleh karena itu, putraku ini akan aku beri nama Abdul Qodir dengan harapan. Allah swt memberikan nama maqom dan wilayahnya sebagaimana asy-syekh Abdul Qodir Jailany ra,”,
Masa Pendidikan Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih
Pendidikan beliau diawali dari kota kelahirannya yaitu Tarim Hadromaut. Pendidikan beliau dimulai dari ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah, sampai kuliah tinggi dari ulama-ulama besar dari berbagai fak ilmu agama. Beliau dalam memperdalam ilmu-ilmu tersebut bukan hanya disekitar kota Tariem saja, melainkan sampai ke kota-kota lain, seperti kota Sewun Hadramaut, mekkah al-mukarromah, Madinatul Munawaroh, Kairo Mesir, Afrika Barat dan sebagainya.
Selama menuntut ilmu beliau dikenal sebagai murid yang cerdas dan tangkas dalam pelajaran. Juga terkenal sebagai murid tauladan yang penuh kesungguhan, ketekunan dan keuletan dalam belajar.
Disamping itu beliau dikenal sebagai seorang murid yang amat memuliakan para gurunya dan menaruh rasa hormat kepada mereka meskipun beliau ra terkenal sebagai pakar dalam berbagai fak ilmu agama.
Salah satu bukti kegigihan beliau dalam menambah ilmunya. Misalnya: beliau sering mendatangi para gurunya dalam rangka menambah hasanah ilmu pengetahuan sehingga salah seorang maha gurunya pernah berkata:
وبلفقيه الذى فى الفقه كا لأ ذ رعى وفى التصوف والأدب متسع
Artinya: “bangsa bilfaqih dalam bidang fiqihnya bagaikan imam Adzro’i dan dalam bidang tasawwuf serta adabnya laksana lautan tak bertepi”
Pernah pula salah seorang maha guru beliau yang bernama al-habib al-Imam Ahmad bin Hasan al-Aththos ra di depan rumah beliau pernah berkata : “aku mencium aroma ilmu yang harum nan murni dari rumah ini”
Perjuangan Dan Jasa Al-Ustdzul Imam Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih RA
Pada tahun 1331 H / 1912 M Al-Ustdzul Imam Al-Habr RA lulus mendapat ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain bidang hukum, da’wah, pendidikan dan sosial. Dengan sabar dan penuh keikhlasan beliau pun memberi fatwa-fatwa agama.
Di tengah kobaran semangat dan kegigihannya dalam berda’wah dan berjuang, beliau mendapat tugas suci dari baginda Rasulullah SAW (dengan isyarah) agar terus melanjutkan kegiatan da’wah, tidak hanya sebatas di dalam kota Tariem saja, melainkan harus meninggalkan kota Tariem, kota kelahiran beliau.
Hal di atas sebagai wujud nyata kecintaan dan kepatuhan beliau, baik terhadap baginda Rasulullah SAW maupun kepada para gurunya meski harus meninggalkan sanak famili dan kampung halaman tercinta.
Sebelum meninggalkan kota Tariem, beliau sempat pula mendirikan “Jami’iyyah al-Ukhuwwah dan jam’iyah an-nashr wal fadlo’il”. Beliau al-habr ra juga menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam suci baginda Nabi Muhammad SAW. Setelah itu beliau melanjutkan perjalan menuju 'aden dan selanjutnya berturut-turut menuju Pakistan, India, Malaysia, Singapore, dan yang terakhir menuju Indonesia.
Dalam perjalanan menuju negara-negara tersebut, beliau selalu membina ummat, baik secara umum maupum secara khusus dalam lembaga-lembaga pendidikan dan majelis ta’lim. Disinilah terlihat kecintaan dan kepatuhan beliau, baik terhadap baginda Nabi besar Muhammad SAW maupun terhadap para gurunya meski harus meninggalkan kota yang beliau cintai karena demi melaksanakan dan mengemban tugas yang suci.
Pada tahun itu pula beliau R.A, di angkat sebagai direktur Madrasah al-Khoriyyah. Pada tahun 1358 H / 1938 M di kota Solo Jawa Tengah, beliau R.A mendirikan lembaga pendidikan Madrasah ar-Robithoh. Tetapi sebelum mendirikan madrasah tersebut, pada tahun 1351H /1931 M beliau R.A menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, sekaligus berziarah ke makam suci baginda Rasulullah SAW.
Pada kesempatan ziarah itu, beliau R.A mempergunakan waktunya untuk saling memanfaatkan ilmu dengan para tokoh ulama sekitar kota Mekkah dan Madinah. Begitu tinggi dan besar tekad beliau R.A dalam menyebarkan ajaran Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW, dengan tidak henti-hentinya berda’wah dan mengajarkan ilmu agama, maka patut kiranya beliau R.A di golongkan dalam sebuah hadits rasulullah SAW:
على خلفائ رحمة الله قيل ومن خلفا ؤك يارسول الله ؟ قال الذين يحيون سنتي ويعلمونها عبا دالله تعالى
Artinya : “bagi kholifah2-ku rahmat dari Allah SWT. Lalu beliau SAW ditanya : “siapakah kholifah2 paduka? “maka beliau R.A menjawab: “mereka itu adalah yang menghidupkan sunnah-sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah SWT”.
Mendirikan Lembaga Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyah
Dalam memperlancar da’wah islamiyyah dan pengajaran ilmu agama, Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih pada tanggal 12 februari 1945 M [enam bulan sebelum proklamasi kemedekaan RI ] mendirikan “Lembaga Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah” dan “perguruan Islam atas di kota Malang yang tetap berkembang sampai sekarang.
Hal ini membuktikan betapa tinggi dedikasi beliau dalam menyiarkan ajaran Allah SWT dan rasul-Nya serta sebagai wujud nyata pesan aktif beliau umumnya, dan ummat islam pada khususnya.
Dengan demikian nyata kiranya, bahwa beliau R.A juga ikut andil dalam mengusir penjajah, baik belanda maupun jepang. Ketinggian ilmu dan kepakaran beliau R.A dalam bidang agama tidak dapat diasingkan lagi. Semua kalagan, baik masyarakat umum maupun pejabat mengetahui akan hal itu. Maka pada tanggal 1330 H / 1960 M dekan fakultas tarbiyyah IAIN malang mengangkat beliau R.A sebagai dosen mata kuliah tafsir. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1331 H / 1961 M beliau R.A di angkat sebagai penghubung alim ulama indonesia.
Dari jerih payah beliau yang penuh tanggung jawab dan keikhlasan dalam mendidik dan mengasuh, maka para santri beliau R.A menjadi kader islam yang militan dan pejuang agama, nusa dan bangsa. Banyak pula santri-santri beliau R.A yang telah menimba ilmu dan menerima bimbingan mengikuti jejak beliau R.A dengan mendirikan lembaga pesantren dan majlis-majlis ilmu.
Di antara lembaga pendidikan yang beliau R.A ikut mendirikan adalah :
- Lembaga pendidikan guru agama di Sawang Bogor Jawa Barat
- Madrasah darussalam di Tegal Jawa Tengah.
Sedangkan santri-santri yang mengikuti jejak beliau R.A di antara lain:
- Ustadz Ahmad al-Habsyi, pengasuh pesantren ar-Riyadh di Palembang Sumatera Selatan.
- Ustadz Al-Habib Muhammad Ba’bud [alm] pengasuh pesantren Darul Nasyi’in Lawang Malang Jawa Timur.
- al-Habib Syech bin Ali Al-Jufri, pimpinan yayasan al-khoirot Jakarta timur
- K.H Alawy Muhammad, pengasuh pesantren at-Toroqy Sampang Madura
- Dan lain sebagainya.
Alhasil berkat didikan dan gemblengan yang mulia maha guru samahatil ustadzil imam al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy R.A mereka menjadi pelopor ummat dalam meneruskan perjuanagan suci menegakkan agama Allah SWT dan baginda Rasulullah SAW.
Beberapa Guru al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy RA
Di antara maha guru beliau RA adalah :
- Al-habibul imam Alwy bin Abdur Rahman al-masyhur RA.
- Al-habibul imam Abdullah bin Umar as-Sathiry RA.
- Al-habibul imam Ali bin Zain al-Hadi RA.
- Al-habibul imam Abu Bakar bin Muhammad Bilfaqih RA.
- Al-habibul imam Abdullah bin Idrus al-Idrus RA.
- Al-habibul imam Abu Bakar bin Ahmad al-Kaff RA
- Al-habibul imam Muhammad nin Hasan bin Syihab RA.
- Al-habibul imam Ali bin Muhammad al-Habsyi RA.
- Al-habibul imam Ahmad bin Hasan al-Athos RA.
- Al-hafidz al-a’lamah Muhammad bin Abdul Hayyi al-Kathany RA.
- Asy-syekh al-a’lamah Abu Bakar bin Ahmad al-Khotib RA.
- Asy-syekh al-a’lamah Abdur Rahman Bahurmuz RA. Dan lain-lain radiallahu ‘anhum ajma’in
Keteladanan Al-Ustdzul Imam Al-Habr RA.
Telah digariskan dalam syariat agama, bahwa tidaklah dinamakan mengagungkan ilmu apabila tidak memuliakan ahli ilmu. Hal ini benar-benar disemayamkan dalam lubuk hati beliau RA.
Pernah pada suatu ketika di saat menuntut ilmu pada salah seorang maha gurunya, beliau ditegur dan di peringati padahal beliau RA di pihak yang benar. Setelah gurunya memahami dan mengetahui kalau murid nya benar, maka grunya meminta maaf. Namun beliau RA berkata: "meskipun saya benar, andaikan paduka memukul mukaku dengan sepasang sandal paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikit pun”
Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seharusnya seorang murid bersopan santun kepada gurunya. Contoh keteladanan budi pekerti yang patut kita ambil inti sari dan hikmahnya sebagai pelajaran untuk diikuti. Sebab ini adalah yang terpenting didalam menelaah manaqib tokoh-tokoh besar seperti yang mulia maha guru samahatil ustadzil imam al-habr al-qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy RA.
Kenyataan diatas sejalan dengan kata mutiara sayyidunal imam Ali bin Abi Tholib karomallahu wajhah wa ‘alaihihis salam wa rodiallohu’anhu:
انا عبد من علمنى ولو حرفا واحدا
Artinya : “aku adalah budak sahaya dari seseorang yang pernah menagajarkanku meski hanya satu huruf”.
Dan sebagian ulama mengatakan:
لولا مربي ما عرفت ربى
Artinya :“seandainya tak ada guru niscaya aku tak mengenal tuhanku”
Keistimewaan al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih
Keistimewaan beliau sungguh tak dapat dihitung banyaknya dan sangatlah panjang untuk diceritakan dan diuraikan. Namun demikian, akan kami uraikan sebagian kecil dari keistimewaan beliau yakni sebagai berikut :
1. Ketekunan dan keuletan beliau dalam menuntut ilmu agama tanpa mengenal lelah, tempat dan waktu, sungguh sulit dicari tandingannya. Cinta beliau terhadap ilmu teramat dalam dan telah menyatu dalam lubuk hatinya.
2. Beliau bukan hanya ahli dan menguasai ilmu syariat saja, melaikan beliau juga ahli dan menguasai bidang thoriqoh. Begitu pula dengan bidang haqiqat dan ma’rifat, beliau sangat ahli dan menguasainya sehingga beliau terkenal dengan sebutan “syaikhusy syari’ah wat thoriqoh wal haqiqat”.
3. Beliau ahli dalam ilmu alat, nahwu, shorof, ma’any, bayan, badi', mantiq serta ahli dalam Ilmu kalam.
4. Beliau ahli dalam bidang hadits. Dalam bidang hadits beliau benar-benar menguasainya, baik dalam hal riwayat maupun dalam diroyah. Beliau hafal jutaan hadits nabi besar Muhammad saw.
Di samping itu beliau banyak mendapatkan al-hadits al-musalsal, yakni hadits riwayat langsung dari beliau ra hingga tersambung isnadnya kepada baginda nabi besar Muhammad SAW.
Misalnya pada saat beliau berkunjung ke beberapa ulama di Saudi Arabia bersamaan dengan ibadah haji kedua, beliau saling menukar isnad dengan al'allamah as-asyyid Alwiy bin Abbas al-Maliki ra.
Penguasaan beliau dalam bidang hadits dan ilmu hadits diwariskan langsung dan khusus kepada putra tunggal beliau yaitu maha guru al-ustadzil imam al-hafidz al-Qutub prof. Dr Al-Habib abdtullah bin Abdul Qodir Bilfaqih alatwy ra.
4. Beliau ahli dalam ilmu tafsir, tasawuf, fiqih, dan usul fiqih. Kedalam ilmu beliau telah banyak di buktikan oleh murid-murid baik yang belajar di lembaga pesantren maupun santri diluar pesantren.
5. Kedalaman dan ketinggian ilmu yang beliau miliki, tidaklah membuat beliau sombong dan tinggi hati, sebaliknya beliau rendah hati dan tawadlu’. Hal ini di akui oleh santri-santri, teman sejawat, dan simpatisan beliau. Mereka memandang beliau sebagai ulama besar berbudi pekerti luhur.
Berkait dengan hal tersebut beliau pernah mengatakan : “seandainya saya dapat berjalan di muka bumi yang saya pijak ini, sungguh saya akan berjalan di dalamnya”.
Akhlaq karimah yang terpancar dari pribadi beliau benar-benar cermin tauladan dari akhlaq baginda nabi Muhammad SAW. Beliau benar-benar meresapi bunyi firman allah swt :
لقد كان لكم فى رسول الله اسوة حسنة
Artinya: “sungguh pada diri pribadi rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kalian”
Beliau selalu mengisi hari-harinya dengan ketaqwaan kepada Allah SWT dan semaksimal mungkin mengikuti tuntutan sunnah baginda Rasulullah SAW.
Inilah kiranya konsekwensi sabda baginda Rasulullah SAW yang tertera dalam riwayat:
- Imam Ahmad bin Hanbal ra dalam kitabnya “al-Musnad”
- Imam thurmudzy dalam kitabnya “as-Sunnan”
- Imam al-hakim dalam kitabnya “al-Mustadrok” dari sahabat abu dzar al-ghiffary ra
- Imam Ibnu as-Sakir dalam kitabnya “at-Tarikh” dari sahabat Anas bin Malik ra dari Rasulullah SAW:
Artinya : “bertaqwalah kepada allah dimana saja kamu berada dan ikutkanlah perbuatan buruk dengan (diganti) dengan perbuatan yang baik niscaya perbuatan baik tersebut akan menghapusnya, serta bergaullah dengan ummat manusia yang berakhlaq luhur”
6. Al-ustadzul imam al-habr ra adalah seorang yang mempunyai pendirian yang teguh, memegang prinsip dalam membina murid dan santrinya agar mereka mantap iman dan islamnya, begitu pula dalam menghadapi keadaan zaman yang tidak menentu, karena banyak terjadi penjajahan budaya, penjajahan mental, dan dekandesi moral yang dapat merusak keimanan dan keislaman seseorang, beliau menandaskan agar selalu tetap mengikuti ajaran allah swt dan rasulnya serta tidak meninggalkan tuntutan salafus sholeh.
7. Dalam mengemban tugas suci da’wah dan membimbing murid-muridnya, beliau RA selalu tawakkal, sabar dan ikhlas serta selalu berdo’a kepada allah swt agar mereka mendapat limpahan pertolongan perlindungan-nya. Disinilah benar-benar diterapkan firman Allah SWT yang berbunyi:
لن ينل الله لحومها ولادما ؤ ها ولكن يناله التقوى منكم الحج
Artinya : “daging-daging onta dan darah-darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai untuk bisa mencapai keridhoan Allah SWT, melainkan ketaqwaan dari kalianlah yang bisa mencapainya”
Berkata imam Ibnu Abbas RA yang diikuti oleh imam Ibnu Isa RA, yang dimaksud ketaqwaan atau amal yang didasarkan dengan penuh keikhlasan [hanya karena Allah SWT].
Hal ini sejalan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim RA dalam as-shoheh dan imam ibnu Majjah dalam “as-sunan” dari sahabat Abu Hurairoh yang berbunyi:
ان الله لا ينظر الى اجسا مكم ولا صور كم ولكن ينظر الى قلوبكم
Artinya: “sesungguhnya allah swt tidaklah melihat pada bentuk badan dan rupa kalian, melainkan allah swt melihat pada segala hati kalian “[hadits as-shoheh]
8. Di kisahkan oleh para santri dan murid beliau bahwa acap kali selepas ibadah pada malam hari, beliau menengok santri-santri yang tengah tidur. Apabila selimut yang dipakai santri-santri ada yang tersingkap dari tubuh mereka, maka tanpa segan-segan beliau menutup kembali selimut tersebut. Inilah akhlaq kerendahan hati dari sang guru yang sangat menaruh perhatian kepada para muridnya.
9. “waktu” bagi al-ustadzul imam al-habr RA sangat berharga. Maka dalam mengisi dan menggunakan waktunya hanya untuk program da’wah islamiyah, pendidikan dan ubudiyah.
10. Dalam kehidupan sehari-hari, beliau adalah seorang yang amat hati-hati dalam masalah hukum. Jangankan perkara yang haram, perkara makruh pun beliau enggan melakukan-nya. Sungguh beliau adalah cermin manusia yang tergolong dalam firman-nya :
إنما يخشى الله من عباده العلماء
Artinya : “sesungguhnya yang amat menaruh rasa takut kepada allah swt dari kalangan hamba2-nya adalah para ulama [ulamatul akhiroh]”
11. Al-ustadzul imam al-habr RA seorang yang tidak hanya diberi oleh Allah SWT kedalaman dan kepahaman ilmu syariat belaka, namun beliau juga seorang waliyullah al-'arif billah yang mumpuni.
Banyak santri-santri dan murid-murid yang menyaksikan karomah keistimewaan belia. Salah satu-nya pernah didengar dari putra tunggal beliau, yaitu al-ustadzul imam al-hafidz bahwa beliau pernah bertemu dengan baginda Rasulullah SAW yaqodhotan [secara terang-terangan] lebih dari [200] kali.
Karomah semacam itu tidak mudah digapai kecuali bagi orang-orang yang dikehendaki dan dikhususkan oleh Allah SWT dan yang mempunyai hubungan secara erat dengan baginda Rasulullah SAW. Selain itu menurut para santri dan putra tunggal beliau, bahwa beliau seorang al-arif billah yang amat mencintai baginda Rasulullah SAW, sehingga beliau pernah berkata:
لو امر نى النبي صلى الله عليه وسلم ان اقتل او لا دي لقتلتهم
Artinya :“seandai-nya baginda Nabi SAW memerintahkan kepadaku untuk membunuh putra-putraku maka pasti akan aku bunuh mereka”
Kata-kata bernada kecintaan dan kepatuhan di atas tentu tidaklah dapat diartikan secara harfiyyah atau dhohir belaka, namun harus diartikan secara hakekat pernyataan tersebut bahwa, pertanyaan tersebut merupakan rasa mahabbah dan ta’zim yang dalam dari seorang pengikut yang setia kepada baginda kepada Rasulullah SAW.
Hal di atas senada dengan hadits yang termaktub dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam “as-shoheh” dari sahabat Abdullah bin Umar RA bahwa baginda Rasulullah SAW bersabda :
لا يؤ من احد كم حتى اكون احب اليه من ولده ووالده وماله والناس اجمعين
Artinya : “tidaklah di antara kalian dikatakan orang yang beriman sehingga aku [baginda nabi SAW] lebih dicintainya dari ayah-nya, harta benda dan sekalian ummat manusia”
Cinta beliau kepada baginda Rasul SAW bukan bukan hanya cinta yang diucapkan, namun cinta yang diikuti oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-nya.
12. Pada saat beiau melakukan rangkaian da’wah di kota kelahiran-nya, beliau ziarah kepada salah seorang maha guru-nya yakni al-habibul imam al-qutub Ahmad bin Hasan al-athos RA, yang pada waktu itu dikelilingi oleh para ulama dan habaib. Kemudian al-habibul imam al-qutub Ahmad bin Hasan al-Athos RA memegang dada beliau sambil membaca do’a-do’a, setelah kejadian itu di antara tokoh ulama dan habaib bertanya kepada habibul imam al-qutub Ahmad bin Hasan al-athos RA : “mengapa paduka memberikan perhatian yang khusus kepada pemuda ini?”, kemudian al-habibul imam al-qutub Ahmad bin Hasan al-Athos RA menjawab :”sungguh pemuda ini nanti di tanah jawa akan memiliki kebesaran dan akan menjadi orang besar”
13. Al-ustadzul imam al-habr RA adalah maha guru dalam bidang syareat ,thoreqot dan hakekat , hal ini di buktikan dengan beberapa gelar yang diberikan kepada beliau RA, tentu segala macam gelar tersebut bukan menjadi dan tujuan, beliau RA selalu melandasi amaliyah dengan landasan ilmu, karena ilmu tanpa amal atau amal tanpa ilmu adalah sia-sia belaka di hadapan Allah SWT, oleh sebab itu beliau sering kali berpesan kepada murid2-nya: ”bersyukurlah dan jagalah ni’matul islam, ni’matul iman dan ni’matul ‘ilmi yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepada kalian “inilah contoh dari tokoh ulama dan auliya yang patut ditiru.
14. Dalam bidang thoriqoh, beliau Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy adalah seorang mursyid, khususnya mursyid thoriqoh Alawiyah, yaitu yaitu thoriqoh mu’tabaroh anak cucu baginda nabi besar Muhammad SAW thoriqoh ini bersumber pada pegangan pokok ummat islam, yaitu kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, masalah mursyid, tidak semua orang dapat menjadi mursyid bila orang tersebut belum memenuhi syarat-syarat sebagai mursyid, karena mursyid itu adalah “pejabat” yang di angkat langsung oleh Rasulullah SAW dan mampu ilmu baik lahir maupun bathin.
15. Keagungan maqom kewalian beliau pun tidak dapat diragukan lagi. Sudah banyak yang menyaksikan karomah-karomah beliau [sebagaimana telah disebut di muka]. Begitu juga dengan lembaga yang didirikan yaitu lembaga pesantren Darul Hadits al-Faqihiyah yang berada di kota Malang Jawa Timur merupakan lembaga yang penuh barakah dan keberuntungan bagi mereka yang masuk atau belajar di dalam nya, seperti yang pernah dikatakan oleh al-habibul imam Ali bin Muhammad al-Habsyi Kuwitang Jakarta:
لايدخل هذا المعهد الا سعيد
Artinya : “tidaklah seseorang yang masuk ke pesantren darul hadits ini kecuali orang tersebut adalah yang beruntung”
Keberadaan lembaga pesantren Darul Hadits al-Faqihiyah merupakan bukti kebesaran eksistansi beliau, bukan besar dan megah serta ribuan santri yang menjadi ukuran hebatnya lembaga pesantren tapi ketinggian dan kedalaman ilmu pengasuhnya yang menjadikan pesantren tersebut, asal mau dan bisa menerapkan rasa ta’zim kepada gurunya insyaAllah biiznillah ta’ala akan mendapat ilmu yang bermanfaat dan barokah yang berlimpah. Inilah anugrah Allah SWT kepada beliau al-habibul imam al-habr RA.
Nasab beliau RA berasal dari nasab hamba yang suci, yaitu nasab suci baginda Nabi Muhammad SAW, namun demikian bahwa nasab mulia diikuti oleh perbuatan mulia, dengan demikian amat layak bahkan seharusnya para Alawiyyin mengikuti sepak terjang beliau, sebab al-ustadzul imam al-habr al-qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy RA ini adalah seorang sayyid atau syarif dan seorang alawy yang benar-benar teguh pada kitabullah dan sunnah baginda Rasulullah SAW serta mengikuti tuntutan ahlus-sunnah wal jama’ah juga bimbingan salafuna sholeh alaihim ridlwanullah, hendaklah diresapi dengan benar dan penuh kesungguhan firman allah SWT yang berbunyi:
ان اكرمكم عندالله اتقاكم
Artinya : “sesungguh-nya yang teramat mulia diantara kalian di sisi Allah SWT adalah yang paling tinggi kadar ketaqwaan-nya”
Sehubungan dengan dzurriyatur rasul (keluarga anak cucu baginda Nabi SAW) sebaiknya simak sabda Nabi Muhammad SAW yang ditujukun kepada putri kesayangan beliau saw yaitu sayyidatuuna Fatimatuz zahro’ alaihas salam wa rodliyallahuanha :
يا فطمه اعملى لنفسك فاء نى لا اغني عنك من الله شيئا
Memang sepantasnyalah dzurriyatur Rasul itu berada di jalur jalan baginda rasulullah SAW sebagaimana yang telah di singggung di atas yaitu tetap berpegang teguh pada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW serta berpegang erat pada norma salafuna sholeh ‘alaihim rahmatullah.
Demikianlah ringkasan biografi maha guru al-ustadzul imam al-habr al-qutub al-washil al-qutubul kabir an-nihrir hamilus sunnah wa qomiul-bid’ah syaikhs-syari’riah wat-thoriqoh wal-haqiqoh al-mursyidul kamil sayyiduna wa-maulana al-habib Abdul Qodir bin al-habibul imam al-a’lamah Ahmad bin Muhammad Bilfaqih al-alawy al-husainy RA, sang penerus keluhuran, pelita agama dan penerus sayyidul anbiya wal-mursalin Muhammad SAW.
Perjalanan hidup beliau adalah perjalanan suci manusia sedari dini berjalan di jalan Allah SWT dan rasul-Nya SAW. Tiada tujuan dalam hidup-nya melainkan hanya menuju kepada Allah SWT serta mengikuti jejak baginda Rasulullah SAW.
Itulah kehendak Allah SWT yang telah terlimpah kepada hamba-nya saat berpulang bagi seluruh makhluk adalah telah menjadi ketetapan-nya saat berpindah dari alam ini sudah digariskan tanpa ada sesuatu apa pun yang dapat merubah dan menunda.
Itulah kebesaran dan kuasa-Nya yang azaly. Pada tanggal 21 bulan Jumadil Akhir tahun 1382H atau tanggal 19 november 1962 M menghadaplah ruh suci al-ustadzul imam al-habr al-qutub al-habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy RA keharibaan rabbul a’alamien dalam usia 62 tahun.
Bagi al-ustadzul imam al-habr RA bertemu Allah SWT adalah dambaan besar dari lubuk hati yang telah penuh bejana cinta dan rindu akan Allah SWT dan rasul-nya. Beliau kala itu, pada saat-saat terakhir sempat berkata kepada putra tunggal-nya:
”شف يا ولدى هذا جدك محمد حاضر,هذا امك فاطمة حاضر”
Artinya: “........lihatlah wahai anakku, ini kakekmu Muhammad SAW datang, dan ini ibumu sayyidatuna Fatimah datang......”
Ribuan ummat berdatangan guna menyampaikan rasa duka cita dan penghormatan terakhir yang sedalam-dalamnya ke pangkuan maha guru dan bapak ummat, jenazah suci terlebih dahulu di semayamkan di masjid Jami' Malang untuk memberikan kesempatan kepada hadirin untuk ikut sholat jenazah, selanjut-nya dimakamkan di pemakaman Kasin Malang Jawa Timur.
رب انفعنا ببركتهم
Artinya : “ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kemanfaatan dengan berkah mereka"
واهدنا الحسنى بحرمتهم
Artinya : “tunjukilah kami akan kebaikan dengan keagungan mereka”
وامتنا فى طريقتهم
Artinya : “matikanlah kami dalam thoriqoh mereka”
ومعافات من الفتتن
Artinya : “serta selamat dari segala fitnah”
Ditulis Oleh : Ust. Sayyid Abu Abdillah Abdul Qodir Bin Samahatil Ustadzil Imam Alhafidz Almusnid Alqutub Sayyidy Wamaulay Prof. Dr. Alhabib Abdulloh Bin Samahatil Ustadzil Imam Alhabr Alqutub Sayyidy Wamaulay Alhabib Abdul Qodir Bin Ahmad Bilfaqih Al. Alawy
Source : https://www.darulhaditsalfaqihiyah.com/2019/02/biografi-almusnid-alqutub-alhabib-abdul-qadir-bilfaqih.html
Posting Komentar