Pendapat Para Ulama Ahli Hadits dan Ahli Fiqh Ternyata Membenarkan Talqin

Daftar Isi

Ustadz Abdul Somad dalam sekapur sirih di buku 37 MASALAH POPULER, beliau menyampaikan,

“Tadi ibu-ibu di Masjid Agung mengadu, ayahnya meninggal, mau dibuat Talqin di kuburnya, langsung saudara laki-lakinya bawa parang dari rumah hingga ke kubur dengan ancaman, ‘Jika kalian buat Talqin di kubur nanti, akan kupancung kalian’. Akhirnya tak ada yang berani bacakan Talqin”. SMS Kamis, 21 Rabi’ al-Akhir 1435H / 20 Februari 2014M, Jam: 21:37.

Kalau seperti ini memahami agama, mau dibawa ke mana umat ini?! 

Padahal hadits tentang Talqin diterima para ulama. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata dalam kitab Talkhish al-Habir, 

“Sanadnya shalih (baik). Dikuatkan Imam Dhiya’uddin dalam kitab Ahkam-nya”(Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Talkhish al-Habir fi Takhrij Ahadits ar-Rafi’i al-Kabir, Juz.II (Dar alKutub al-‘Ilmiyyah, 1419H), hal.311.)

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyebutkan lima riwayat lain yang semakna dengan hadits ini sehingga membuatnya menjadi riwayat yang kuat. Para ulama terpercaya dari kalangan Ahli Hadits dan Ahli Fiqh membenarkan Talqin. 

Image source: Kajian Muslim

Pendapat para ulama Ahli Hadits dan Ahli Fiqh membenarkan Talqin

Pendapat para ulama terpercaya dari kalangan Ahli Hadits dan Ahli Fiqh membenarkan Talqin. Berikut ini beberapa para ulama terpercaya dari kalangan Ahli Hadits dan Ahli Fiqh membenarkan Talqin. 

Pendapat Ahli Hadits Imam Ibnu ash-Sholah (643H/1161M - 643H/1245M): 

Nama lengkap beliau adalah Utsman bin ‘Abdirrahman, Abu ‘Amr, Taqiyyuddin. Populer dengan nama Ibnu ash-Sholah. Beliau merupakan tokoh ahli hadits, Fiqh, Tafsir dan Rijal (ilmu periwayat hadits). Beliau lahir di Syarkhan, dekat dari Syahrzur. Kemudian pindah ke Mosul (Irak). 

Beliau melanjutkan perjalanan ilmiah ke Baghdad, Hamadan, Naisabur, Marwa, Damaskus, Heleb, Harran dan Baitul Maqdis. Kemudian kembali dan menetap di Damascus. Raja al-Asyraf menugaskannya memimpin Dar al-Hadits al Asyrafiyyah, sebuah institut khusus hadits. 

Diantara karya ilmiah beliau yang sangat populer adalah kitab Ma’rifat Anwa’ ‘Ulum al-Hadits, kitab ilmu hadits yang sangat sistematis, populer dengan judul Muqaddimah Ibn ash-Sholah. Kitab lain, al-Amaly, al-Fatawa, Syarh al-Wasith, Fawa’id arRihlah, Adab al-Mufti wa al-Mustafti, Thabaqat al-Fuqaha’ asy-Syafi’iyyah, Shilat an-Nasik fi Shifat al-Manasik dan beberapa kitab lainnya. Wafat di Damaskus. 

Syekh Abu ‘Amr bin ash-Sholah ditanya tentang talqin, ia menjawab: “Talqin yang kami pilih dan yang kami amalkan, telah diriwayatkan kepada kami satu hadits dari hadits Abu Umamah, sanadnya tidak tegak/tidak kuat. Akan tetapi didukung hadits-hadits lain yang semakna dengannya dan dengan amalan penduduk negeri Syam sejak zaman dahulu (Imam an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz.V (Beirut: Dar al-Fikr), hal.304.).

Pendapat Imam Ibnu al-‘Arabi (468H/1078-543H/1148M)

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Muhammad al-Ma’afiri, Abu Bakar, Ibnu al-‘Araby. Salah seorang ulama Mazhab Maliki. Ahli Fiqh, ahli Hadits, ahli Ushul Fiqh, sastrawan dan ahli Ilmu Kalam. Beliau lahir di Sevilla (Spanyol). 

Setelah berpetualang di Andalusia, kemudian melanjutkan perjalanan ilmiah ke negeri timur Islam. Belajar kepada Imam al-Maziri, Imam al-Ghazali, al-Qadhi ‘Iyadh, Imam as-Suhaili dan para ulama besar lainnya. Diantara kitab karya beliau adalah Tafsir Ahkam al-Qur’an, al-Khilafiyyat, al-Inshaf, alMahshul fi Ushul Fiqh, ‘Aridhat al-Ahwadzy fi Syarh at-Tirmidzi, al-Qabas fi Syarh Muwaththa’ Malik bin Anas, Tartib al-Masalik fi Syarh Muwaththa’ Malik, Ahkam al-Qur’an, Musykil al-Kitab wa as-Sunnah, an-Nasikh wa alMansukh, Qanun at-Ta’wil, al-Amal al-Aqsha fi Asma’illah al-Husna, Tabyin ash-Shahih fi Ta’yin adz-Dzabih, atTawassuth fi Ma’rifat Shihhat al I’tiqad, al-‘Awaashim min al-Qawashim dan kitab lainnya. 

Ibnu al-‘Arabi wafat di Merrakech, dan dikuburkan di Fez (Kerajaan Maroko). 

Dalam hal talqin, Ibnu al-‘Arabi berkata dalam kitab al-Masalik: 

“Apabila mayat dimasukkan ke dalam kubur, dianjurkan agar di-talqin-kan pada saat itu. Ini adalah perbuatan penduduk Madinah dan orang-orang shaleh pilihan, karena sesuai dengan firman Allah Swt: “Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”. (Qs. adz-Dzariyat [51]: 55). Seorang hamba sangat butuh untuk diingatkan kepada Allah ketika ditanya malaikat (Hawamisy Mawahib al-Jalil, juz.II, hal. 238)

Pendapat Imam an-Nawawi (631H/1234M- 676H/1278M)

Nama lengkap beliau adalah Yahya bin Syaraf, bergelar Muhyiddin (orang yang menghidupkan agama), populer dengan nama Imam an-Nawawi. 

Seorang ulama besar yang hidup zuhud dan wara’. Lahir di Nawa (Suriah) pada bulan Muharram tahun 631H. Beliau pernah menjabat sebagai rektor Dar al-Hadits al-Asyrafiyyah di Damaskus. 

Karya Imam an-Nawawi lebih dari lima puluh judul kitab. Diantaranya, dalam bidang hadits: al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin al-Hajja, Riyadh ash-Shalihin, al-Arba’in an-Nawawiyyah, Khulashat al-Ahkam min Muhimmat as-Sunan wa Qawa’id al-Islam, Syarh Shahih al-Bukhari (tidak selesai), Hulyat al-Abrar wa Syi’ar al-Akyar fi Talkhish ad-Da’awat wa al-Adzkar populer dengan nama al-Adzkar. 

Dalam bidang Ilmu Hadits: at-Taqrib. AlIsyarat ila Bayan al-Asma’ wa al-Mubhamat. 

Dalam bidang Fiqh: Raudhatu ath-Thalbin. Al-Majmu’ Syarh alMuhadzdzab, dilanjutkan Imam as-Subki dan Syekh al-Muthi’i. al-Minhaj wa al-Idhah wa at-Tahqiq. 

Dalam bidang Akhlaq: at-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an. Bustan al-‘Arifin. 

Dalam bidang biografi: Tahdzib al-Asma’ wa alLughat. Thabaqat al-Fuqaha’. Mukhtashar Usud al-Ghabah fi Ma’rifat ash-Shahabah. 

Dalam bidang bahasa: bagian kedua dari kitab Tahdzib al-Asma’ wa al-Lughat. Tahrir at-Tanbih.  

Imam an-Nawawi wafat di Nawa pada hari Rabu 24 Rajab, 676H. Dalam hal masalah talqin, Imam an Nawawi pernah menyampaikan:

Para ulama mazhab Syafii menganjurkan talqin mayat setelah dikuburkan, ada seseorang yang duduk di sisi kubur bagian kepala dan berkata: “Wahai fulan bin fulan, wahai hamba Allah anak dari hamba Allah, ingatlah perjanjian yang engkau keluar dari dunia dengannya, kesaksian tiada tuhan selain Allah, hanya Dia saja, tiada sekutu baginya, sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya, sesungguhnya surga itu benar, sesungguhnya neraka itu benar, sesungguhnya hari berbangkit itu benar, sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, tiada keraguan baginya, sesungguhnya Allah membangkitkan orang yang dikubur, sesungguhnya engkau ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai nabi, al-Qur’an sebagai imam, Ka’bah sebagai kiblat, orang-orang beriman sebagai saudara”. 

Syekh Nashr menambahkan: “Tuhanku Allah, tiada tuhan selain Dia, kepada-Nya aku bertawakkal, Dialah Pemilik ‘Arsy yang agung”. Talqin ini dianjurkan menurut mereka, diantara yang menyebutkan secara nash bahwa talqin itu dianjurkan adalah al-Qadhi Husein, al-Mutawalli, Syekh Nashr alMaqdisi, ar-Rafi’i dan selain mereka (Imam an-Nawawi, loc. cit)

Dianjurkan berdiam diri sejenak di sisi kubur setelah pemakaman, berdoa untuk mayat dan memohonkan ampunan untuknya, demikian disebutkan Imam Syafi’i secara nash, disepakati oleh para ulama mazhab Syafi’i, mereka berkata: dianjurkan membacakan beberapa bagian alQur’an, jika mengkhatamkan al-Qur’an, maka afdhal. Sekelompok ulama mazhab Syafi’i berkata: dianjurkan supaya ditalqinkan (Ibid, juz.V, hal.294.)

Pendapat Imam Ibnu Taimiah (661H/1263M - 728H/1328M)

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Abi al-Qasim bin Muhammad bin Taimiyyah al-Harrani al-Hanbali ad-Dimasyqi. Bergelar Syaikhul Islam. 

Beliau lahir di Harran (Turki). Melanjutkan petualangan ilmiah ke Damaskus. Diantara karyanya: Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim fi ar-Raddi ‘ala Ahl al-Jahim, as-Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyyah, ash-Sharim al-Maslul ‘ala Syatim ar-Rasul, al-Wasithah Baina al-Khalq wa al-Haq, al-‘Aqidah at-Tadammuriyyah, al-Kalam ‘ala Haqiqat al-Islam wa al-Iman, al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, Bayan al-Furqan Baina Auliya’ asy-Syaithan wa Auliya’ ar-Rahman, Tafsir Surah al-Baqarah, Dar’ Ta’arudh al-‘Aql wa an-Naql, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah, Majmu’ al-Fatawa dan kitab-kitab lainnya.

Adapun pendapat Imam Ibnu Taimiah tentang talqin adalah sebagai berikut:

Talqin yang disebutkan ini telah diriwayatkan dari sekelompok shahabat bahwa mereka memerintahkannya, seperti Abu Umamah al-Bahili dan lainnya, diriwayatkan hadits dari Rasulullah Saw, akan tetapi tidak dapat dihukum shahih, tidak banyak shahabat yang melakukannya, oleh sebab itu Imam Ahmad dan ulama lainnya berkata: 

“Talqin ini boleh dilakukan, mereka memberikan rukhshah (dispensasi keringanan), mereka tidak memerintahkannya. Dianjurkan oleh sekelompok ulama mazhab Syafi’i dah Hanbali, dimakruhkan sekelompok ulama dari kalangan mazhab Maliki dan lainnya. (Imam Ibnu Taimiah, Majmu’ Fatawa, juz.XXIV (Dar al-Wafa, 1426H), hal.296.)

Pendapat Syekh Abdullah bin Muhammad ash-Shiddiq al-Ghumari (1328H/1910M - 1413H/1992M):

Nama lengkap beliau adalah al-Hafizh as-Sayyid Abu al-Fadh Abdullah bin al-‘Allamah Abi Abdillah

Syamsuddin Muhammad ash-Shiddiq al-Ghumari al-Hasani, karena nasabnya sampai kepada Imam al-Hasan bin Imam Ali bin Abi Thalib. 

Beliau lahir di Tanger (Maroko) pada tahun 1910M. Belajar di Universitas al-Qarawiyyin Maroko. Kemudian melanjutkan perjalanan ilmiah ke Kairo. Spesialisasi di bidang Hadits di Universitas al-Azhar.

Beliau telah menulis banyak kitab, dalam bidang Hadits dan Ilmu Hadits: al-Ibtihaj bi Takhrij Ahadits al-Minhaj li al-Baidhawi, Takhrij Ahadits al-Luma’ li Abi Ishaq asy-Syirazi, al-Arba’un Haditsan al-Ghumariyyah fi Syukr an-Ni’am, alArba’un Haditsan ash-Shiddiqqiyyah fi Masa’il Ijtima’iyyah, Tawjih al-‘Inayah bi Ta’rif al-Hadits Riwayah wa adDirayah, Ghun-yat al-Majid bi Hujjiyyati Khabar al-Wahid, al-Ghara’ib wa al-Wahdan fi al-Hadits asy-Syarif, Nihayat al-Amal fi Syarh wa Tash-hih Hadits ‘Ardh al-A’mal, al-Qaul al-Muqni’ fi ar-Radd ‘ala al-Bani alMubtadi’.

Dalam bidang Aqidah: Irsyad al-Jahil al-Ghawiyy Ila Wujub I’tiqad Anna Adam Nabiyy, Istimdad al-‘Aun fi Bayan Kufr Fir’aun, Tamam al-Minnah bi Bayan al-Khishal al-Mujibah li al-Jannah, al-Mahdi al-Muntazhar, Tanwir al-Bashirah bi Bayan ‘Alamat as-Sa’ah al-Kabirah, at-Tahqiq al-Bahir fi Ma’na al-Iman Billah wa al-Yaum al-Akhir, Dilalah al-Qur’an al-Mubin ‘ala anna Annabi Afdhal al-‘Alamin, ‘Aqidatu Ahl al-Islam fi Nuzul Isa fi Akhir az-Zaman, Qurrat al-‘Ain bi Adillat Irsal an-Nabi ila ats-Tsaqalain, al-Hujaj al-Bayyinat fi Itsbat alKaramat.

Kitab Ilmu al-Qur’an: Fadha’il al-Qur’an, Jawahir al-Bayan fi Tanasub Suwar al-Qur’an, Dzawq alHalawah bi Imtina’ Naskh at-Tilawah, al-Ihsan fi Ta’qib al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an.

Kitab Fiqh: al-Istiqsha’ li Adillati Tahrim al-Istimna’, Fadha’il Ramadhan wa Zakat al-Fithr, Mishbah azZujajah fi Shalat al-Hajat, Wadhih al-Burhan ‘ala Tahrim al-Khamr fi al-Qur’an, Syarh al-Irsyad fi Fiqh alMalikiyyah, ash-Shubh as-Safir fi Tahrir Shalat al-Musafir, ar-Ra’y al-Qawim fi Wujub Itmam al-Musafir Khalf alMuqim, al-Adillah ar-Rajihah ‘ala Fardhiyyati Qira’at al-Fatihah.

Kitab umum: Itqan as-Shun’ah fi Bayan Ma’na al-Bid’ah, Husn at-Tafahhum wa ad-Dark li Mas’alat atTark, ar-Radd al-Muhkam al-Matin ‘ala Kitab al-Qaul al-Mubin, Ittihaf al-Adzkiya’ bi Jawaz at-Tawassul bi Sayyid al-Anbiya’, Husn al-Bayan fi Lailat an-Nishf min Sya’ban, Tasy-yid al-Mabani li ma Hawathu al-Ajrumiyyah min al-Ma’ani, Qishash al-Anbiya’, an-Nafhah al-Ilahiyyah fi ash-Shalat ‘ala Khair al-Bariyyah, I’lam an-Nabil bi Jawaz at-Taqbil, al-Fath al-Mubin bi Syarh al-Kanz ats-Tsamin, al-Qaul al-Masmu’ fi Bayan al-Hajr al-Masyru’, Taudhih al-Bayan li Wushul Tsawab al-Qur’an, Kaifa Tasykuru an-Ni’mah, al-I’lam bi Anna at-Tashawwuf min Syari’at al-Islam, Izalat al-Iltibas ‘an ma Akhtha’a fi hi Katsir min an-Nas, Ittihaf an-Nubala’ bi Fadhl asySyahadah wa Anwa’ asy-Syuhada’, Kamal al-Iman fi at-Tadawa bi al-Qur’an, Sabil at-Taufiq fi Tarjamah Abdillah bin ash-Shiddiq. Beliau wafat di Tanger pada tahun 1992M.

Dalam hal talqin Beliau pernah menyampaikan,

Sesungguhnya talqin telah dilaksanakan di negeri Syam sejak zaman Imam Ahmad bin Hanbal dan lama sebelumnya, juga di Cordova (Spanyol) dan sekitarnya kira-kira abad ke lima dan setelahnya hingga sekitar Andalusia. Beberapa ulama dari kalangan Mazhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali membolehkannya. Hadits riwayat Abu Umamah adalah hadits dha’if, akan tetapi alHafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab Talkhish al-Habir: sanadnya shahih (Majallah al-Islam, jilid.III, edisi.X).

Pendapat Syekh ‘Athiyyah Shaqar Mufti Al-Azhar (1914 2006M)

Syekh ‘Athiyyah Shaqar, lahir di Bahnbay, kawasan Zaqaziq, Provinsi Syarqiyyah, Mesir, pada hari Ahad 4 Muharram tahun 1333H, bertepatan dengan 22 November 1914M. memperoleh ijazah al-‘Alamiyyah dari al-Azhar Mesir pada tahun 1943M. Dosen Pasca Sarjana Kajian Islam dan Bahasa Arab Universitas Al-Azhar pada tahun 1970M. 

Beliau merupakan Pimpinan Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah (Lembaga Riset Islam). Ketua Majlis Fatwa al-Azhar. Beliau pernah melakukan kunjungan ilmiah ke berbagai negara, diantaranya Indonesia tahun 1971M, Libia tahun 1972, Bahrein 1976M, alJaza’ir 1977M. Kunjungan ke negara-negara lain seperti Senegal, Nigeria, Benin, Amerika, Pakistan, Banglades, Prancis, Inggris, Brunei Darussalam, Uni Sovyet dan Malaysia. 

Penghargaan yang diperoleh: Nobel al-Majlis alA’la li asy-Syu’un al-Islamiyyah, Wisam al-‘Ulum wa al-Funun min ath-Thabaqah al-Ula tahun 1983M. Wafat di Kairo pada 9 Desember 2006M. 

Diantara karya ilmiah beliau: ad-Da’wah al-Islamiyyah Da’wah ‘Ilmiyyah, Dirasat Islamiyyah li Ahamm al-Qadhaya al-Mu’ashirah, ad-Din al-‘Alamy wa Manhaj ad-Da’wah Ilaihi, al-‘Amal wa alUmmar fi Nazhr al-Islam, al-Hijab wa ‘Amal al-Mar’ah, al-Babiyyah wa al-Baha’iyyah Tarikhan wa Madzhaban, Fann Ilqa’ al-Mau’izhah, al-Usrah Tahta Ri’ayat al-Islam.

Dalam hal talqin, beliau pernah menyampaikan, bahwa talqin tidak memudharatkan bagi orang yang masih hidup dan orang yang sudah wafat, bahkan memberikan manfaat bagi orang yang masih hidup, sebagai peringatan dan pelajaran, maka tidak ada larangan membacakan talqin untuk mayat (Fatawa al-Azhar, juz.VIII, hal.303).

Jika menerima perbedaan dengan sikap berlapang dada, tentulah pendapat para ulama di atas sudah cukup. Tapi jika yang dibangkitkan adalah semangat fanatisme golongan, seribu dalil tak pernah cukup untuk memuaskan hawa nafsu.

Postingan ini tidak ingin menggiring pembacanya kepada mazhab tertentu. Yang diharapkanlah hanyalah agar setelah melihat pendapat para ulama, kita lebih memahami perbedaan. Menghormati orang lain, mengikis fanatisme buta. Dan yang paling penting, tidak salah memilih musuh. Jangan sampai kita habiskan kebencian hanya untuk orang-orang yang membaca Talqin, orang-orang yang berzikir bersama dan masalah-masalah khilafiyyah lainnya. Hingga tidak lagi tersisa sedikit kebencian untuk Kristenisasi, zionis Israel dan bahkan untuk Iblis sekalipun.

Posting Komentar