Biografi Singkat Syekh Wajihuddin ‘Abdur Rahman, Pengarang Kitab Maulid al-Diba'i (866-944 H)
Lirik Ya Robbi Sholli Ala Muhammad sering dibaca dan dilantunkan oleh para jamaah pecinta Rasul saat mereka membacakan Kitab maulid al-Diba'i dan kitab maulid lainnya.
Biografi dan profil Pengarang Kitab Maulid Fenomenal al-Diba'i (866 – 944 H)
Salah satu karya kitab maulid yang masyhur dalam Islam adalah kitab maulid yang dikarang oleh seorang ulama besar dan ahli hadits, yaitu Imam Wajihuddin ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba'ie asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi'i.
Beliau dilahirkan pada 4 Muharram 866 H dan wafat pada hari Jumat 12 Rajab tahun 944H. Pada masanya, beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan sulit mencari bandingannya. Beliau mengajar kitab Shohih Imam al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam.
Beliau juga telah mencapai derajat Hafidz dalam ilmu hadits yaitu seorang yang menghafal 100,000 hadits beserta dengan sanadnya.
Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid. Guru-guru beliau di antaranya adalah Imam al-Hafidz as-Sakhawi, Imam Ibnu Ziyad, Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Imam al-Hafiz Tahir bin Husain al-Ahdal dan banyak lagi. Selain itu, beliau juga merupakan seorang muarrikh (yakni ahli sejarah).
Karya dan kitab karangan syekh Wajihuddin ‘Abdur Rahman
Adapun kitab-kitab hasil karya beliau adalah sebagai berikut:
- “Taisirul Wusul ila Jaami`il Usul min Haditsir Rasul” yang mengandung himpunan hadits yang dinukil dari pada kitab hadits yang 6.
- “Tamyeezu at-Thoyyib min al-Khabith mimma yaduru ‘ala alsinatin naasi minal hadits” sebuah kitab yang membedakan hadits sohih dengan yang lainnya seperti dhoif dan maudhu.
- “Qurratul ‘Uyun fi akhbaril Yaman al-Maimun”
- “Bughyatul Mustafid fi akhbar madinat Zabid”.
- “Fadhail Ahl al-Yaman”.
Teks Bacaan sholawat "Ya Robbi Sholli 'Ala Muhammad" pembuka kitab maulid al-Diba'i
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَارَبِّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدْ ○ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
يَارَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْلَةْ ○ يَارَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْلَةْ
يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ ○ يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلاَلَةْ
يَارَبِّ وَرْاضَ عَنِ الْمَشَايِخْ ○ يَارَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْنَا
يَارَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْعًا ○ يَارَبِّ وَارْحَمْ كُلَّ مُسْلِمْ
يَارَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِبْ ○ يَارَبِّ لاَ تَقْطَعْ رَجَانَا
يَارَبِّ يَا سَامِعْ دُعَانَا ○ يَارَبِّ بَلِّغْنَا نَزُوْرُهْ
يَارَبِّ تَغْشَانَا بِنُوْرِهْ ○ يَارَبِّ خِفْظَانَكْ وَاَمَانَكْ
يَارَبِّ وَاسْكِنَّا جِنَانَكْ ○ يَارَبِّ اَجِرْنَا مِنْ عَذَابِكْ
يَارَبِّ وَارْزُقْنَا الشَّهَادَةْ ○ يَارَبِّ حِطْنَا بِالسَّعَادَةْ
يَارَبِّ وَاصْلِحْ كُلَّ مُصْلِحْ ○ يَارَبِّ وَاكْفِ كُلَّ مُؤْذِيْ
يَارَبِّ نَخْتِمْ بِالْمُشَفَّعْ ○ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Adab dan tata cara menyambut kehadiran Rasulullah SAW
Berikut ini tata cara dan adab dalam menyambut “kehadiran” sang kekasih, Nabi Muhammad Shollallohu a’laihi wa Sallam, sebagaimana diringkaskan dari kitab Azzahrul Baasim karya Mufti Betawi zaman Hindia Belanda, Al-Habib Ustman bin Abdillah bin Yahya RA:
- Dilaksanakan pada tempat-tempat yang terhormat seperti masjid, musholla, majelis-majelis atau perkumpulan mulia, dsb.
- Tidak boleh ada pada tempat tersebut suatu patung-patung binatang atau manusia yang menjadi simbol pengagungan dan penyembahan terhadapnya (misal patung dewa, bunda maria, dan sejenisnya), karena hal tersebut tidak disukai oleh beliau (SAW) dan para Malaikat.
- Ketika membaca shirohnya (sejarahnya) yang terdapat dalam Kitab Maulid, tidak boleh bercampur di dalamnya antara laki-laki dan perempuan. Kecuali adanya hijab (batas/dinding) yang memisahkan antara perempuan dan laki-laki, sehingga aman dari fitnah.
- Jangan pula ada pada tempat diselenggarakannya, suatu permainan yang HARAM (misal judi dan sejenisnya). Sebab, hal itu akan mengantarkan pada kedurhakaan besar yang jelas melanggar larangan Rasulullah SAW.
- Jangan pula ada pada tempat itu segala sesuatu yang beraroma tidak sedap. Seperti rokok, cerutu, kandang binatang, dan sejenisnya. Maka hendaklah ada pada tempat itu segala sesuatu wewangian yang harum seperti dupa (gaharu bakar dan sejenisnya) atau bunga-bungaan.
- Hendaklah yang hadir pada tempat penyelenggaran itu membaca sholawat, dan jangan satu sama lain saling bercerita, masing-masing “pasang” telinga mendengar kisah maulid yang dibacakan sambil membaca sholawat.
- Apabila nanti disebut akan dzohir (terlihat, lahir dan hadir)-nya sang Nabi Muhammad SAW ke dunia, maka sekalian yang hadir bersegera untuk bangun dan berdiri. Bukan atas dasar paksaan, tapi karena penghormatan dan bahagia akan hadirnya beliau.
Sehingga pada akhirnya, segenap hadirin yang ikut serta dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku kelak akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) dari beliau (SAW) di yaumil akhir serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda di dunia wal-akhiroh. InsyaAlloh
“Allohumma Sholli ‘ala Sayyidina wa Syafi’ina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shohbihi wa Sallam waj’alnaa min khiyaari ummatihi wa min ahli syafaa’atihi, birohmatika Yaa Arhamarrohimiin, aamiin ”
(Yaa Alloh,, limpahkanlah sholawat atas junjungan kami Nabi kami yang memberi syafa’at bagi kami yaitu Nabi Muhammad SAW dan atas keluarganya, dan sahabatnya, serta salam penghormatan atasnya, dan jadikanlah kami daripada umatnya yang terbaik dan yang mendapat syafa’atnya di hari kemudian dengan Rahmat-Mu wahai Tuhan yang memiliki sifat Kasih Sayang melebihi semua yang memiliki sifat kasih sayang, aamiin)
Wallohu a’lam bishshowaab.
Posting Komentar untuk "Biografi Singkat Syekh Wajihuddin ‘Abdur Rahman, Pengarang Kitab Maulid al-Diba'i (866-944 H) "