Kisah Mulut Fir'aun Disumpal Malaikat Jibril Saat Menjelang Kematiannya

Berikut ini ada salah satu kisah unik dari tokoh pemimpin bangsa Qibthi (Mesir) pada zaman Nabi Musa AS, yaitu Fir'aun yang terkenal dengan kekafiran dan kesombongannya. 

Dikisahkan, kekafirannya tersebut bahkan membuat Fir'aun sombong dengan mengaku dirinya sebagai Tuhan hingga dengan tegas dia menolak kebenaran untuk mengikuti ajaran Nabi Musa AS.

Di akhir hidupnya, Allah SWT menurunkan azab bagi Fir'aun dan bala tentaranya. Diceritakan bahwa saat mendekati ajalnya pun, Fir'aun justru mendapat murka dari Malaikat Jibril yang justru menghalanginya untuk bertobat dan mendapat rahmat dari Allah SWT.

Kisah unik tentang Fir'aun ini telah dikisahkan dalam Al-Qur'an dan sejumlah keterangan hadits. Diceritakan dalam surah Yunus ayat 90-91 yang ditafsirkan oleh Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Shahih Qashashil Qur'an. Bahwa saat Allah SWT menenggelamkan Fir'aun, Allah SWT menghempaskan gelombang ombak lautan hingga menggulung, menyeret, dan mengombang-ambing Fir'aun beserta semua pasukannya.

Ketika itu, dikisahkan raja Fir'aun sedang mengejar dan memburu Nabi Musa AS beserta para pengikutnya. Namun, usaha Fir'aun dan bala tentaranya gagal total. Karena atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS diberi sebuah mukjizat, sehingga beliau bisa membelah Laut Merah yang ditujukan untuk menyelamatkan dirinya dan kaumnya.

Dalam keadaan laut terbelah seperti itu membuat Fir'aun kebingungan. Namun, karena kesombongannya, ia enggan menunjukkan rasa bingung tersebut di depan para pengikutnya. Fir'aun pun mulai menyerbu dan menyebrang laut yang terbelah tersebut dengan diikuti para pasukannya.

Tetapi, ketika Fir'aun dan pasukannya menyusul dan sampai di tengah lautan, sementara Nabi Musa dan kaumnya sudah sampai di tepi lautan, maka Allah SWT kembali menutup kembali lautan yang terbelah tersebut. 

Nah di sinilah awal kisah uniknya. Saat hampir tenggelam, Fir'aun pun kemudian tersadar hendak bertobat dan sempat mengucapkan kalimat syahadat.

Kejadian tersebut diabadikan oleh Allah SWT dalam surah Yunus ayat 90-91,

وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗحَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: "Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir'aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).'

Apakah (baru) sekarang (kamu beriman), padahal sungguh kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?"

Namun pada saat yang sama, Malaikat Jibril pun menyumbat mulut Fir'aun dengan pasir laut agar dia tidak bisa bertobat. Keterangan ini didasarkan dari cerita Abu Dawud ath Thayalisi yang mendengar kisah dari Ibnu Abbas RA. Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits sebagai berikut:

"Jibril pernah berkata kepadaku: 'Seandainya engkau melihat aku, sementara aku dapat melakukan dan mengubah keadaan laut, akan aku injak mulut Fir'aun karena aku khawatir ia akan mendapatkan rahmat," (HR Abu Dawud).

Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas RA pernah berkata dengan redaksi berikut,

"Suatu ketika dua orang sahabat menghadap Rasulullah SAW (menanyakan tentang Fir'aun). Beliau bersabda, 'Malaikat Jibril menyumpali mulut Fir'aun dengan pasir, khawatir kalau-kalau akan mengucapkan, 'La ilaha illallah,'" (HR Ahmad).

Dalam versi lain, Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi mengutip pernyataan Ibnu Abbas RA yang pernah menyebutkan alasan mengapa Malaikat Jibril berlaku demikian pada Fir'aun. Alasannya, Malaikat Jibril khawatir rahmat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang lebih cepat menghampiri Fir'aun daripada murkaNya.

"Sebab itu, Jibril cepat-cepat mengubah keadaan dengan mengibaskan sayapnya hingga menampar wajah Fir'aun dan menewaskannya sampai tenggelam," tulis Ibnu Katsir.

Dengan kata lain, semua tobat yang diusahakan Fir'aun di akhir hayatnya terlambat dan membuatnya su'ul khatimah atau akhir yang buruk. Sebab, tidak ada tobat di saat sakaratul maut menjemput hingga akhirnya Fir'aun dan kaumnya tenggelam ditelan lautan.

Namun demikian, Allah SWT yang Maha Penyayang masih menyelamatkan jasad Fir'aun supaya menjadi bukti dan pelajaran bagi orang-orang sesudahnya. Allah SWT berfirman dalam surah Yunus ayat 92:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ

Artinya: "Pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar lengah (tidak mengindahkan) tanda-tanda (kekuasaan) Kami."

Demikianlah salah satu kisah unik saat raja Fir'aun hendak menemui ajalnya. Semoga kisah singkat tersebut bisa menjadi ibrah atau pelajaran bagi semua kaum yang beriman.

Posting Komentar untuk "Kisah Mulut Fir'aun Disumpal Malaikat Jibril Saat Menjelang Kematiannya"