Lebih Utama Mana, Murajaah Hafalan Atau Tilawah Untuk Mengejar Khataman?

Daftar Isi

Murajaah hafalan lebih utama daripada tilawah khataman. Simak alasan dan solusinya dalam artikel ini. Dapatkan tips menghafal Al-Qurân dengan mudah.

Sebagai seorang muslim, kita tentu ingin membaca Al-Qurân sebanyak mungkin dan menghafalnya sebaik mungkin. Namun, kadang kita bingung harus memilih antara murajaah hafalan atau tilawah khataman. Mana yang lebih utama dan lebih bermanfaat bagi kita?

Murajaah hafalan adalah mengulang-ulang hafalan yang sudah kita kuasai agar tidak lupa. Sedangkan tilawah khataman adalah membaca Al-Qurân dari awal sampai akhir secara berurutan. Keduanya memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri, tetapi mana yang lebih prioritas?

Solusi Terbaik: Mengutamakan Murajaah Hafalan

Jika kita dalam kondisi ideal, tentu kita bisa meluangkan waktu khusus untuk murajaah hafalan dan juga tilawah khataman. Dengan begitu, kita bisa menghafal Al-Qurân dengan baik dan juga mengkhatamkannya secara rutin.

Namun, jika kita dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan keduanya secara seimbang, maka solusi terbaik adalah mengutamakan murajaah hafalan. Ada dua alasan utama mengapa murajaah hafalan lebih penting daripada tilawah khataman:

- Murajaah hafalan adalah kewajiban bagi orang yang sudah menghafal Al-Qurân. Karena Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qurân dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9). Sedangkan tilawah khataman adalah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Karena beliau bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al-Qurân kemudian ia mengkhatamkannya, maka Allah akan menulis baginya pahala dua khataman." (HR. Ahmad). Maka, kewajiban harus didahulukan dari sunnah.

- Murajaah hafalan juga termasuk tilawah Al-Qurân, tetapi tilawah khataman belum tentu termasuk murajaah hafalan. Karena itu, seseorang yang membaca 1 Juz sebanyak 30 kali putaran insya Allah mendapatkan pahala tilawah yang sama dengan orang yang membaca 30 Juz dalam sekali putaran. Tetapi, orang yang membaca 30 Juz dalam sekali putaran belum tentu bisa mengulang-ulang hafalannya.

Bagaimana dengan Orang yang Sudah Selesai Menghafal?

Orang yang sudah selesai menghafal Al-Qurân mungkin memiliki kondisi yang berbeda dengan orang yang masih dalam proses menghafal. Karena setiap kali ia melakukan tilawah, ia juga melakukan murajaah hafalan secara otomatis. Sehingga ia bisa menggabungkan keduanya dengan mudah.

Namun, tetap saja ia harus memperhatikan kualitas dan kuantitas murajaah hafalannya. Jangan sampai ia hanya fokus pada tilawah khataman tanpa memperdulikan apakah hafalannya masih kuat atau tidak. Karena itu, ia harus tetap menjadwalkan waktu khusus untuk murajaah hafalan secara intensif.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin meningkatkan hubungan Anda dengan Al-Qurân. Jangan lupa untuk selalu memohon pertolongan Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberkahan dalam membaca dan menghafal Al-Qurân.

Disadur dari tulisan Muhammad Laili Al-Fadhli -

Posting Komentar