Tahapan Pendidikan Anak dalam Islam: Menyusun Fondasi Kebijaksanaan

Daftar Isi

"Rahasia Sukses Pendidikan Anak dalam Islam: Tahapan & Metode Terbaik. Menjadi Orang Tua & Guru Terbaik!"

Dalam perkembangan pendidikan, para pegiat atau praktisi pendidikan berlomba mencari metode pendidikan yang tepat untuk dipraktikkan di sekolah. Tokoh-tokoh pendidikan dari luar negeri pun ikut meramaikan metode pendidikan di Indonesia, sebut saja Maria Montessori. Sedangkan dari dalam negeri ada Ki Hajar Dewantara yang popular dengan ing madya mangun karsa, ing ngarso sung tulodo, dan tut wuri handayani.

Sayangnya banyak yang hanya mengenal bagian akhir saja, yaitu tut wuri handayani. Pemikiran Ki Hajar Dewantara ini ternyata banyak digunakan di banyak negara di luar negeri. Lalu bagaimana dengan pendidikan anak dalam Islam di sekolah-sekolah seperti madrasah atau tsanawiyah?

Dalam praktiknya pendidikan anak dalam Islam ada tahapan yang sangat penting diketahui semua orang tua atau guru di sekolah. Tahapan ini penting dalam memberikan program yang tepat untuk anak-anak. 

Jika orang tua atau guru mampu memberikan program yang tepat pada setiap jenjangnya, anak akan berkembang dengan baik karena kebutuhan pada saat usia tertentu dapat terpenuhi. Ibarat cangkir yang kosong, sebagai orang tua atau guru kita harus mengisi dengan takaran yang pas agar tidak berlebihan atau juga kekurangan.

Tahapan Pendidikan Anak yang Penting Diketahui Orang Tua dan Guru

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, Iden Wildensyah membahas pentingnya memahami tahapan pendidikan anak dalam Islam menurut umur. Terlepas dari metode pendidikan yang diperkenalkan oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Maria Montessori dan Ki Hajar Dewantara, tahapan-tahapan ini menjadi kunci dalam memberikan pendidikan yang efektif dan berkelanjutan di berbagai lingkungan pendidikan.

Pemahaman Terhadap Tahapan-Tahapan Pendidikan Anak

Dalam praktik pendidikan Islam, pemahaman akan tahapan-tahapan penting dalam perkembangan anak adalah fondasi yang krusial. Memahami tahapan ini membantu orang tua dan guru dalam menyusun program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak pada setiap fase perkembangannya. Ini seperti mengisi sebuah cangkir; kita harus memastikan takarannya pas agar pertumbuhan anak tidak kekurangan atau berlebihan.

Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a, tahapan pendidikan anak berjenjang menurut usia, yaitu 0-7 tahun, 7-14 tahun, dan 14-21 tahun. Ini berarti setiap tahapan memiliki karakteristik khusus dan kebutuhan yang berbeda.

Menerapkan Konsep 'Anak Sebagai Raja' (0-7 Tahun)

Pada tahap pertama, yang berkisar usia 0-7 tahun, anak perlu diperlakukan sebagai "raja." Ini bukan berarti memanjakan semua keinginan mereka. Namun, kita harus menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan aman bagi mereka. 

Bermain adalah cara utama anak belajar, jadi permainan yang merangsang pertumbuhan motorik dan pengalaman positif tentang dunia sangat penting. Hindari permainan elektronik yang dapat mengganggu perkembangan motorik anak.

Membentuk 'Anak sebagai Tawanan' (7-14 Tahun)

Tahapan kedua, antara usia 7 hingga 14 tahun, melibatkan dan mengajarkan anak aturan dan disiplin. Mereka harus belajar mengikuti instruksi dan menjalankan kewajiban keagamaan seperti salat. 

Penanaman disiplin di tahap ini adalah pondasi yang penting untuk masa depan anak. Orang tua dan guru memiliki peran besar dalam membentuk anak pada tahap ini, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang patuh dan bertanggung jawab.

'Anak sebagai Duta Besar' (14-21 Tahun) - Persiapan Masa Depan

Di tahap ketiga, antara usia 14 hingga 21 tahun, anak sudah mencapai kedewasaan fisik dan intelektual. Mereka mampu membuat keputusan mandiri dan menjadi duta besar atau perwakilan bagi masyarakat. 

Meskipun otoritas orang tua dan guru berkurang, pendampingan dan pengontrolan tetap diperlukan. Ini adalah waktu untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi masa depan yang lebih besar.

Lima Metode Pendidikan Islam yang Berlaku

Selain memahami tahapan pendidikan, penting juga untuk menerapkan metode pendidikan yang sesuai. Menurut Muhammad Quthb dan Abdullah Nasih Ulwan, ada lima metode pendidikan Islam yang berlaku: 

  • Pemberian teladan (qudwah), 
  • Pembiasaan (aadah), 
  • Nasihat (mau’izhoh), 
  • Mekanisme kontrol (mulahazhoh), 
  • Dan sanksi (uqubah). 

Penting untuk menggabungkan dan menjalankan metode ini dengan konsisten sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Dalam merancang pendidikan anak, jangan lupakan peran teladan yang harus diberikan oleh guru dan orang tua. Sebuah teladan yang baik adalah kunci dalam membentuk karakter anak. Dengan memahami tahapan perkembangan anak dan menerapkan metode pendidikan Islam dengan bijak, kita dapat memberikan landasan pendidikan yang kuat bagi generasi mendatang. Wallahu a'lam..

Posting Komentar