Bahaya Air Kencing Bagi Kesehatan dan Sebabkan Siksa Kubur

Daftar Isi

Kandungan air kencing
Air Kencing Sebabkan Siksa Kubur

Air kencing dan namimah adalah dua penyebab siksa kubur yang harus dihindari. Pelajari cara membersihkan diri dari najis dan menjauhi fitnah dalam artikel ini.

Air Kencing dan Bahayanya Bagi Akhirat

Air kencing adalah cairan sisa yang dihasilkan oleh tubuh setelah memproses makanan dan minuman yang kita konsumsi. Air kencing mengandung berbagai zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, seperti urea, asam urat, kreatinin, garam, dan lain-lain. Air kencing juga termasuk najis yang harus dibersihkan dari badan, pakaian, atau tempat yang terkena.

Air kencing tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tubuh, tetapi juga bagi kesehatan akhirat. Dalam Islam, air kencing adalah salah satu penyebab siksa kubur, yaitu hukuman yang diterima oleh orang-orang yang berbuat dosa di dunia sebelum hari kiamat. Siksa kubur adalah sesuatu yang sangat pedih dan menyakitkan, sehingga kita harus berusaha untuk menghindarinya.

Dari hadits-hadits yang shahih, kita dapat mengetahui bahwa salah satu sebab siksa kubur adalah tidak membersihkan diri dari air kencing. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَنَسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : تَنَزَّهُوا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ

"Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.” [HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459].

Pada zaman dahulu di kalangan Bani Israil, jika baju mereka atau bahkan kulit mereka terkena air kencing, maka mereka mengguntingnya.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَنَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَفِي يَدِهِ الدَّرَقَةُ، فَوَضَعَهَا، ثُمَّ جَلَسَ فَبَالَ إِلَيْهَا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: انْظُرُوا إِلَيْهِ يَبُولُ كَمَا تَبُولُ الْمَرْأَةُ، فَسَمِعَهُ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: “وَيْحَكَ، أَمَا عَلِمْتَ مَا أَصَابَ صَاحِبَ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ كَانُوا إِذَا أَصَابَهُمْ الْبَوْلُ قَرَضُوهُ بِالْمَقَارِيضِ، فَنَهَاهُمْ ، فَعُذِّبَ فِي قَبْرِهِ”

"Dari Abdurrahman bin Hasanah Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami, Beliau membawa tameng kulit di tangannya, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkannya. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk lalu buang air menghadap kepadanya (yakni menggunakan tameng itu sebagai penutup-pen). Sebagian orang berkata (mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), “Lihat orang ini, dia buang air seperti wanita buang air (yakni Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menjaga aurat ketika buang air-pen)”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarnya, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kasihan engkau, tidakkah engkau tahu siksa yang menimpa seorang lelaki Bani Israil? Jika air kencing mengenai mereka, mereka biasa mengguntingnya dengan gunting. Lalu lelaki itu melarang mereka, sehingga dia disiksa di dalam kuburnya”. [HR. Ibnu Majah, no. 346. Dishahȋhkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth]

Tidak Bersuci dari Air Kencing Menyebabkan Siksa Kubur

Hadits Abdullah bin ’Abbâs Radhiyallahu anhuma, dia berkata:

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

"Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, lalu Beliau bersabda: “Sesungguhnya keduanya ini disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa dalam perkara yang berat (untuk ditinggalkan). Yang pertama, dia dahulu tidak menutupi dari buang air kecil. Adapun yang lain, dia dahulu berjalan melakukan namimah (adu domba)”. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sebuah pelepah kurma yang basah, lalu membaginya menjadi dua, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menancapkan satu pelepah pada setiap kubur itu. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasûlullâh, kenapa anda melakukannya”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga Allâh meringankan siksa keduanya selama (pelepah kurma ini) belum kering”. [HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292]

Dari hadits tersebut, kita dapat belajar bahwa kita harus berhati-hati ketika buang air kecil, agar tidak ada tetesan atau percikan air kencing yang mengenai badan atau pakaian kita. Kita juga harus memastikan bahwa tempat buang air kecil kita bersih dan tidak tercemar oleh najis. Jika ada najis yang mengenai kita, maka kita harus segera membersihkannya dengan air atau cara lain yang sesuai.

Selain itu, kita juga harus menjauhi perbuatan namimah, yaitu menyampaikan perkataan orang lain yang dapat menimbulkan permusuhan atau perselisihan di antara mereka. Namimah adalah dosa besar yang dapat merusak hubungan antara sesama muslim dan menimbulkan fitnah di masyarakat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak masuk surga orang yang suka menyebarkan namimah.” 

Oleh karena itu, mari kita menjaga diri kita dari air kencing dan namimah, agar kita terhindar dari siksa kubur dan mendapatkan rahmat Allah di akhirat. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah untuk melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Amin.

Sumber:

  • : HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459
  • : HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292
  • : HR. Muslim, no. 2606

Posting Komentar