cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Pola Pikir Darwinisme: Akar dari Kekerasan dan Penindasan di Burma

Dunia telah menyaksikan berbagai bentuk kekerasan dan penindasan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya. Banyak orang yang mengaitkan hal-hal buruk ini dengan agama, dan mengklaim bahwa agama adalah sumber dari semua konflik dan perpecahan. 

Namun, jika kita meneliti lebih dalam, kita akan menemukan bahwa ada ideologi lain yang lebih berbahaya dan merusak daripada agama, yaitu Darwinisme.

Darwinisme: Ideologi yang Menyebarkan Kebencian dan Kekerasan

Darwinisme adalah pandangan yang menganggap bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya adalah hasil dari proses evolusi alamiah yang tidak beraturan dan tidak berencana. Menurut Darwinisme, kehidupan adalah arena persaingan dan pertarungan tanpa henti, di mana yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan punah. 

Darwinisme juga mengajarkan bahwa manusia memiliki asal-usul yang sama dengan binatang, dan oleh karena itu tidak memiliki nilai moral atau tanggung jawab yang lebih tinggi daripada binatang.

Ideologi ini telah menjadi dasar dari berbagai paham dan gerakan yang menentang nilai-nilai agama dan kemanusiaan, seperti komunisme, fasisme, rasisme, imperialisme, kolonialisme, terorisme, dan lain-lain. 

Para pendukung ideologi-ideologi ini telah melakukan kejahatan-kejahatan yang mengerikan terhadap jutaan orang di seluruh dunia, dengan alasan bahwa mereka adalah ras atau kelas yang lebih unggul, atau bahwa mereka sedang melaksanakan hukum alam.

Salah satu contoh nyata dari pengaruh buruk Darwinisme adalah penganiayaan yang dialami oleh umat Muslim di Burma (Myanmar). Umat Muslim di negara ini merupakan minoritas yang hidup di bawah tekanan dan diskriminasi dari pemerintah dan mayoritas penduduk Budha. 

Mereka sering menjadi korban dari serangan-serangan brutal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis Budha, yang didukung oleh militer dan polisi. Serangan-serangan ini meliputi pembunuhan massal, pemerkosaan, pembakaran rumah-rumah ibadah, pengusiran paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan lain-lain.

Budha atau Darwinis?

Banyak orang yang salah mengira bahwa penganiayaan terhadap umat Muslim di Burma adalah konflik agama antara Budha dan Islam. Padahal, sebenarnya para pelakunya bukanlah umat Budha yang sejati, melainkan Darwinis yang menyamar sebagai umat Budha. 

Mereka menggunakan agama Budha sebagai kedok untuk menyembunyikan motif sebenarnya mereka, yaitu untuk melenyapkan umat Muslim yang mereka anggap sebagai ras atau kelompok yang lebih rendah.

Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta-fakta berikut:

- Agama Budha tidak mengajarkan kekerasan atau penindasan terhadap siapapun. Sebaliknya, agama Budha mengajarkan kasih sayang, toleransi, kedamaian, dan keselarasan dengan alam. Agama Budha juga menghormati agama-agama lain, dan tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

- Para pemimpin agama Budha di dunia telah mengecam dan menolak tindakan-tindakan kejam yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis Budha di Burma. Mereka juga telah mengajak umat Budha di Burma untuk berdialog dan berdamai dengan umat Muslim, serta menghentikan segala bentuk kekerasan.

- Para pelaku penganiayaan terhadap umat Muslim di Burma tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman yang benar tentang ajaran-ajaran agama Budha. Mereka hanya mengikuti propaganda-propaganda yang disebarkan oleh para pemimpin politik atau militer yang berhaluan Darwinis. Mereka juga dipengaruhi oleh buku-buku atau media-media yang mempromosikan pandangan-pandangan rasis atau supremasis yang berasal dari Darwinisme.

Solusi untuk Mengakhiri Penganiayaan di Burma

Penganiayaan terhadap umat Muslim di Burma adalah salah satu tragedi kemanusiaan yang harus segera dihentikan. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah konkret dari berbagai pihak, seperti:

- Pemerintah Burma harus menghormati hak-hak dasar dan kebebasan beragama dari umat Muslim, serta memberikan perlindungan hukum dan keamanan bagi mereka. Pemerintah Burma juga harus mengadili dan menghukum para pelaku penganiayaan, serta memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi para korban.

- Komunitas internasional harus meningkatkan tekanan dan sanksi terhadap pemerintah Burma, agar mau mengubah kebijakan-kebijakan yang diskriminatif dan represif terhadap umat Muslim. Komunitas internasional juga harus memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan moral bagi umat Muslim di Burma, serta mengawasi situasi hak asasi manusia di negara ini.

- Umat Budha di Burma harus menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh para pemimpin Darwinis yang ingin memecah belah dan menghancurkan persaudaraan antara umat beriman. Umat Budha di Burma harus kembali kepada ajaran-ajaran asli agama Budha, yang mengajarkan kasih sayang dan kedamaian, serta menghargai keragaman dan keberagaman. Umat Budha di Burma harus bersikap adil dan ramah terhadap umat Muslim, serta menjalin hubungan baik dan harmonis dengan mereka.

- Umat Muslim di Burma harus tetap bersabar dan tegar menghadapi cobaan yang menimpa mereka. Umat Muslim di Burma harus tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam, yang mengajarkan kesabaran, kebaikan, dan keadilan. Umat Muslim di Burma juga harus menjaga persatuan dan solidaritas di antara mereka, serta berusaha untuk menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi kepada umat Budha.

Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa Darwinisme adalah akar dari kekerasan dan penindasan yang terjadi di Burma, bukan agama.

Jika kita ingin mengakhiri perselisihan di dunia ini, prasarat satu-satunya adalah penghapusan ilmiah Darwinisme, ide intelektual dari ideologi-ideologi jahat ini. Dan cara untuk menghapus Darwinisme secara intelektual adalah dengan mendiskusikan serta mengemukakan bukti-bukti ilmiah yang mengungkapkan ketidakberlakuan teori evolusi dimanapun, kapanpun. 

Aktivitas seperti penyebaran buku, penyelenggaraan pameran, penulisan artikel, pembuatan situs web, penyelenggaraan konferensi serta program-program radio dan televisi merupakan hal yang sangat penting untuk penyebaran informasi ini. 

Memang, dampak positif dari aktivitas semacam ini telah menyebar dengan sangat cepat, dan orang sudah mulai menerima kenyataan bahwa evolusi merupakan penipuan ilmiah terburuk di sepanjang sejarah.

Sebagai pengingat akhir, dunia Islam secara keseluruhan mempunyai tanggungjawab untuk menjamin bahwa semua umat manusia bisa hidup dengan aman dan damai. Dunia Islam mempunyai kewajiban untuk bersatu dan menyelamatkan mereka yang hidup kesakitan dan menderita di Turkestan Timur, Birma, Pathani, Irak, Afganistan, Palestina dan di banyak tempat lainnya, dan menghasilkan solusi yang permanen. 

Dunia Islam yang bersatu dan bertindak sebagai saudara dalam semangat solidaritas tidak akan menghadapi masalah semacam itu. Bisa dijamin bahwa bukan hanya Muslim yang bisa hidup dengan aman, sejahtera, damai serta bahagia, melainkan juga bagi umat Kristen, Yahudi, Budha bahkan bagi mereka yang tak beragama ataupun ateis.

Semoga Allah melindungi umat Muslim di Burma, dan memberikan kemenangan kepada mereka. Amin.

Sumber: harunyahya.com

Posting Komentar

Posting Komentar

close