5 Fakta Menarik Tentang Kubah Hijau Masjid Nabawi Sejak Masa Kesultanan Umayyah Al-Walid I

Daftar Isi

Masjid Nabawi yang terletak di Madinah, Arab Saudi, adalah salah satu tempat suci yang paling dihormati dalam Islam. Selain keindahan arsitekturnya, masjid ini juga terkenal karena kubah hijaunya yang ikonik. 

Kubah hijau Masjid Nabawi bukan hanya simbol arsitektur, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam. 

Berikut adalah lima fakta menarik tentang kubah hijau Masjid Nabawi yang dibangun pada masa Kesultanan Umayyah Al-Walid I.

1. Sejarah Pembangunan Kubah Hijau pada Masa Kesultanan Umayyah Al-Walid I

Pada awalnya, Masjid Nabawi memiliki atap yang datar. Renovasi besar-besaran pada tahun 879-895 M, di bawah pemerintahan Kesultanan Umayyah Al-Walid I, mengubah bentuk atap masjid menjadi berkubah. 

Dalam buku "Arsitektur Masjid" oleh Andika Saputra dan Nur Rahmawati, dijelaskan bahwa kubah ini dibangun untuk menandai makam Rasulullah SAW dan para sahabat yang dimakamkan di bawahnya. 

Sultan Kait Bey dari Mesir kemudian melakukan pemugaran lebih lanjut, dan pada tahun 1837 M, kubah ini dicat hijau. Sejak saat itu, kubah hijau menjadi salah satu ciri khas Masjid Nabawi dan dikenal oleh umat Islam di seluruh dunia.

2. Kubah Hijau sebagai Penutup Makam Rasulullah SAW

Kubah hijau Masjid Nabawi berada tepat di atas makam Rasulullah SAW dan para sahabat. Fungsi utama kubah ini adalah sebagai penutup ruang makam, sehingga memudahkan umat Islam yang berada di sekitar masjid untuk mengetahui posisi makam Rasulullah SAW. Keberadaan kubah hijau juga menambah keindahan visual masjid dan menjadi daya tarik bagi jamaah yang datang dari jauh.

Dengan kubah hijau yang mencolok, orang-orang dapat dengan mudah mengenali dan menghormati area suci ini. Hal ini juga memperkuat makna spiritual dari tempat tersebut, sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Nabi Muhammad SAW.

3. Ornamen Emas pada Puncak Kubah Hijau

Di puncak kubah hijau Masjid Nabawi terdapat ornamen berwarna emas yang menambah kemegahan kubah tersebut. Ornamen ini ditambahkan oleh Sultan Mahmud II dari Dinasti Utsmaniyah pada tahun 1813. Keberadaan ornamen emas ini tidak hanya memperindah kubah hijau tetapi juga menambah daya tarik bagi para jamaah.

Masjid Nabawi yang awalnya hanya memiliki luas 50 x 50 meter persegi, kini telah menjadi salah satu masjid terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah. 

Dengan luas sekitar 400 ribu meter persegi, Masjid Nabawi dapat menampung hingga 1 juta jamaah, menjadikannya pusat ibadah yang sangat penting dalam Islam.

4. Penjaga Makam Rasulullah SAW

Makam Rasulullah SAW dijaga dengan sangat ketat. Dahulu, penjaga makam ini adalah orang-orang yang disebut Kasim dari Abyssinia. Kasim adalah individu yang menjalani kehidupan yang sakral, jarang berbicara dengan orang lain, dan selalu menjaga kunci kamar suci tempat makam Nabi Muhammad SAW berada.

Namun, dengan peraturan baru yang diperkenalkan oleh Pemerintah Saudi, para Kasim ini diberhentikan dari tugas mereka dan digantikan oleh Askar, pasukan keamanan resmi yang bertanggung jawab menjaga keamanan di sekitar Masjid Nabawi.

5. Mitos Mayat di Atas Kubah Hijau Masjid Nabawi

Ada mitos yang beredar tentang adanya mayat lelaki di kubah hijau Masjid Nabawi. Menurut Syekh Al-Zubaidi, dikatakan bahwa sekitar 90 tahun yang lalu, seorang pria mencoba memanjat kubah hijau untuk merusaknya. Namun, tiba-tiba seberkas cahaya dari langit membunuh pria tersebut, dan jasadnya terkubur di kubah hijau.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, cerita ini ternyata hanyalah mitos. Tidak ada kuburan manusia di kubah hijau Masjid Nabawi. Bagian yang mencuat di kubah tersebut sebenarnya adalah sebuah jendela.

Penutup

Kubah hijau Masjid Nabawi tidak hanya menjadi ikon arsitektur, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Dari sejarah pembangunannya hingga ornamen emas di puncaknya, setiap detail kubah ini memiliki cerita yang menambah kekayaan budaya dan spiritual Masjid Nabawi.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang sejarah Islam dan arsitektur masjid, Anda bisa mengunjungi situs resmi Masjid Nabawi atau membaca buku-buku sejarah yang terpercaya. 

Jangan ragu untuk berbagi pemikiran dan pengalaman Anda tentang kunjungan ke Masjid Nabawi di kolom komentar di bawah ini. Bagikan artikel ini kepada teman dan keluarga untuk menyebarkan pengetahuan yang berharga ini.

Sumber foto: detikHikmah 

Posting Komentar