Papiledema, Penyakit Pembengkakan Saraf Mata yang Bisa Bikin Kebutaan

Daftar Isi
Papiledema, Penyakit Pembengkakan Saraf Mata yang Mengancam Penglihatan Kurnia Meiga

Kurnia Meiga, mantan kiper Timnas Indonesia, baru-baru ini mendapat perhatian dari publik karena kondisi kesehatannya yang memprihatinkan. Dia didiagnosa mengalami papiledema, yaitu penyakit pembengkakan saraf mata yang bisa menyebabkan kebutaan.

Apa itu Papiledema

Papiledema adalah kondisi di mana saraf optik mata pada area cakram optik (optic disc) mengalami pembengkakan akibat tekanan intrakranial⁴. Tekanan intrakranial adalah tekanan yang terjadi di dalam tengkorak akibat adanya cairan atau massa yang menekan otak⁵.

Saraf optik adalah kumpulan serat saraf yang membawa informasi visual dari retina ke otak. Cakram optik adalah area masuknya saraf optik ke dalam bagian belakang bola mata. Jika saraf optik mengalami pembengkakan, maka aliran darah dan oksigen ke saraf optik akan terganggu, sehingga bisa merusak fungsi penglihatan⁵.

Apa penyebab papiledema?

Penyebab papiledema bisa bermacam-macam, tergantung pada apa yang menyebabkan tekanan intrakranial meningkat. Beberapa penyebab umum adalah:

  • Tumor otak, baik jinak maupun ganas⁴.
  • Infeksi otak atau selaput otak, seperti meningitis atau ensefalitis⁴.
  • Pendarahan otak atau stroke⁴.
  • Hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan di dalam rongga otak⁴.
  • Sindrom pseudotumor serebri, yaitu peningkatan tekanan intrakranial tanpa adanya tumor atau penyebab lain yang jelas⁴.

Apa gejala papiledema?

Gejala papiledema bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Namun, secara umum, gejala papiledema meliputi:

  • Sakit kepala yang berat dan bertambah parah saat bangun tidur atau mengubah posisi kepala⁴.
  • Penglihatan kabur, berbayang, atau berkedip-kedip⁴.
  • Penglihatan ganda atau diplopia⁴.
  • Penglihatan sementara hilang atau gelap saat batuk, bersin, atau mengejan⁴.
  • Mual dan muntah⁴.
  • Leher kaku dan nyeri⁴.

Bagaimana cara mendiagnosis dan mengobati papiledema?

Untuk mendiagnosis papiledema, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mata untuk melihat adanya pembengkakan pada cakram optik. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes penglihatan untuk mengetahui adanya gangguan pada fungsi penglihatan.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab tekanan intrakranial meningkat. Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah:

- MRI (magnetic resonance imaging) atau CT scan (computed tomography) untuk melihat adanya tumor, infeksi, pendarahan, atau hidrosefalus di dalam otak⁵.

- Pungsi lumbal atau tusukan sumsum tulang belakang untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal (CSF) dan mengambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium⁵.

Pengobatan papiledema tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan tekanan intrakranial dan mencegah kerusakan permanen pada saraf optik. Beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan adalah:

- Obat-obatan untuk mengurangi produksi atau meningkatkan penyerapan cairan serebrospinal (CSF), seperti asetazolamid atau furosemid⁵.

- Obat-obatan untuk mengatasi infeksi otak atau selaput otak, seperti antibiotik atau antiviral⁵.

- Operasi untuk mengangkat tumor otak, mengeluarkan darah bekuan, atau memasang shunt untuk mengalirkan cairan serebrospinal (CSF) ke tempat lain⁵.

Bagaimana cara mencegah papiledema?

Papiledema tidak bisa dicegah sepenuhnya, karena bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko papiledema, antara lain:

- Menjaga kesehatan otak dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

- Menghindari trauma kepala dengan menggunakan helm saat berkendara atau bersepeda, sabuk pengaman saat berkendara mobil, dan pelindung kepala saat berolahraga kontak fisik.

- Memeriksakan diri ke dokter secara rutin jika memiliki riwayat penyakit yang bisa meningkatkan tekanan intrakranial, seperti hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Source: 

(1)https://health.okezone.com/read/2023/05/22/483/2818065/mengenal-papilledema-pembengkakan-saraf-mata-yang-diderita-kurnia-meiga.
(2)https://health.tribunnews.com/2023/05/23/mengenal-papiledema-yang-dialami-kurnia-meiga-pembengkakan-pada-saraf-mata-berikut-gejalanya.
(3)https://jogja.tribunnews.com/2023/05/22/mengenal-papiledema-penyakit-pembengkakan-saraf-mata-yang-diderita-kurnia-meiga?page=all.
(4)https://www.msn.com/id-id/news/other/mengenal-papiledema-yang-dialami-kurnia-meiga-pembengkakan-pada-saraf-mata-berikut-gejalanya/ar-AA1byozv.
(5)https://www.msn.com/id-id/olahraga/other/gejala-papiledema-yang-diderita-kurnia-meiga-pandangan-kabur-dan-berbayang-bisa-timbul-kebutaan/ar-AA1byBLO.

Posting Komentar