cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Profil Syekh Nawawi Al-Bantani: Ulama Indonesia yang Jadi Imam Masjidil Haram

Syekh Nawawi Al-Bantani adalah salah satu ulama Indonesia yang memiliki pengaruh besar di dunia Islam. Beliau adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab-kitab ilmiah dalam berbagai bidang, seperti fikih, tafsir, hadis, tauhid, dan tasawuf. Beliau juga pernah menjadi imam besar Masjidil Haram, tempat suci umat Islam di Mekkah.

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Syekh Nawawi Al-Bantani lahir di Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1815 Masehi. Nama lengkap beliau adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Bantani. 

Beliau adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Beliau juga merupakan keturunan dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati, salah satu wali sanga penyebar Islam di Indonesia.

Sejak kecil, Syekh Nawawi Al-Bantani sudah menunjukkan kecerdasan dan ketertarikan dalam mempelajari ilmu agama Islam. 

Beliau belajar langsung dari ayahnya, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani, yang merupakan seorang ulama lokal di Banten. 

Beliau juga berguru kepada beberapa ulama lainnya, seperti K.H. Sahal dan Syekh Baing Yusuf Purwakarta.

Pada usia 15 tahun, Syekh Nawawi Al-Bantani menunaikan ibadah haji dan kemudian menetap di Mekkah untuk melanjutkan studinya. Di sana, beliau berguru kepada sejumlah ulama masyhur di Hijaz, seperti Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, dan lain-lain. Beliau juga mengajar banyak murid dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Karya-Karya dan Pengabdian

Syekh Nawawi Al-Bantani adalah seorang ulama yang sangat produktif dalam menulis karya-karya ilmiah. Jumlah kitab yang beliau tulis tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi berbagai bidang ilmu, seperti fikih, tafsir, hadis, tauhid, dan tasawuf. Beberapa kitab yang paling terkenal adalah:

  1. Kitab Nashoihul Ibad: Kumpulan nasihat-nasihat untuk memperbaiki akhlak dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  2. Kitab Marah Labid: Tafsir al-Quran yang menggunakan metode tahlili (analitis) dan mawdu'i (tematik).
  3. Kitab Nihayatuz Zain: Kitab fikih yang menjelaskan hukum-hukum syariat Islam menurut mazhab Syafi'i.
  4. Kitab Minhajut Talibin: Kitab fikih yang merupakan syarah (penjelasan) dari kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Nawawi.
  5. Kitab Bustanul Arifin: Kitab tasawuf yang membahas tentang maqamat (tingkatan) dan ahwal (keadaan) para sufi.

Selain menulis kitab-kitab ilmiah, Syekh Nawawi Al-Bantani juga aktif dalam mengabdikan diri sebagai imam besar Masjidil Haram. 

Beliau menjadi imam besar Masjidil Haram selama 20 tahun (1877-1897). Beliau juga menjadi anggota dewan fatwa Hijaz yang memberikan fatwa-fatwa terkait masalah-masalah keagamaan.

Wafat dan Warisan

Syekh Nawawi Al-Bantani wafat pada tahun 1897 Masehi di Mekkah. Beliau dimakamkan di pemakaman Jannatul Mu'alla, tempat dimakamkannya banyak sahabat dan keluarga Nabi SAW.

Syekh Nawawi Al-Bantani meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam, khususnya Indonesia. Kitab-kitab yang beliau tulis menjadi rujukan dan sumber ilmu bagi banyak ulama dan santri di berbagai pesantren dan madrasah. 

Beliau juga menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya dalam menuntut ilmu dan mengabdi kepada Allah SWT.

Hal yang Viral Terkait Syekh Nawawi Al-Bantani

Salah satu hal yang viral terkait Syekh Nawawi Al-Bantani adalah kisah tentang buyutnya yang menjadi Wakil Presiden Indonesia, yaitu K.H. Ma'ruf Amin. 

K.H. Ma'ruf Amin adalah cucu dari Syekh Ahmad Bakri as-Sampuri, salah satu murid dari Syekh Nawawi Al-Bantani. K.H. Ma'ruf Amin juga merupakan seorang ulama dan tokoh politik yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.

Selain itu, hal yang viral terkait Syekh Nawawi Al-Bantani adalah kisah tentang kitab Nashoihul Ibad yang menjadi salah satu kitab wajib di pesantren-pesantren di Indonesia. 

Kitab ini sering dibacakan dan dikaji oleh para santri dan kyai sebagai bahan tausiyah (nasehat) dan muhasabah (introspeksi diri). Kitab ini juga mengandung banyak nilai-nilai pendidikan akhlak yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Syekh Nawawi Al-Bantani adalah ulama Indonesia yang memiliki pengaruh besar di dunia Islam. Beliau adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab-kitab ilmiah dalam berbagai bidang. 

Beliau juga pernah menjadi imam besar Masjidil Haram, tempat suci umat Islam di Mekkah. Beliau meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam, khususnya Indonesia. 

Semoga dengan membaca dan mengenal profil Syekh Nawawi Al-Bantani, kita bisa mengikuti jejak dan teladannya dalam menuntut ilmu dan mengabdi kepada Allah SWT. Aamiin.

Referensi:

(1) Nawawi al-Bantani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Nawawi_al-Bantani.
(2) Mengenal Syekh Nawawi Al-Bantani, Ulama Indonesia yang Jadi Imam Besar .... https://www.kompas.tv/article/278172/mengenal-syekh-nawawi-al-bantani-ulama-indonesia-yang-jadi-imam-besar-masjidil-haram.
(3) BAB III PROFIL SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN KITAB NASHÂIH AL-‘IBÂD. https://idr.uin-antasari.ac.id/7713/6/BAB%20III.pdf.
(4) Biografi Singkat Syaikh Nawawi Al-Bantani : Profil, Pendidikan. https://wislah.com/biografi-singkat-syaikh-nawawi-al-bantani/.
(5) SYEIKH NAWAWI AL-BANTANI - Alfadhil Arrozi. https://www.alfadhilarrozi.ponpes.id/syekh-nawawi-albantani/.
0

Posting Komentar

close