Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan yang sangat besar, terutama ketika dilaksanakan secara berjamaah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw juga menjelaskan tentang pahala luar biasa dari shalat Tarawih bagi umatnya. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)
Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).
Selain itu, shalat tarawih juga dianjurkan untuk melatih ketahanan tubuh dan menumbuhkan kekhusyukan dalam beribadah. Dengan melaksanakan shalat tarawih, kita juga dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih yang Benar
Untuk melaksanakan shalat tarawih, kita harus mengetahui tata cara pelaksanaannya yang benar.
Pertama, dilakukan setelah shalat Isya’ dengan jumlah rakaat minimal 11 dan maksimal 23 rakaat.
Kedua, shalat tarawih dilakukan secara berjamaah dengan imam yang dipimpin oleh seorang qori’ yang mempunyai bacaan yang bagus.
Ketiga, seluruh rakaat shalat tarawih dibaca dengan membaca Al-Quran dan diakhiri dengan shalat Witir.
Meski melaksanakan shalat tarawih dihukumi sunnah muakkad, tetapi shalat tarawih memiliki keutamaan yang amat besar mengingat amaliyah ini tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw selama hidupnya dan diteruskan oleh para sahabat dan umat Muslim setelah kepergiannya.
Berikut ini ulasan tentang panduan dan tata cara shalat tarawih seperti dilansir oleh NU Online dari artikel ‘Panduan Shalat Tarawih Cepat: Praktis dan Mudah Dipahami’.
Membaca niat shalat tarawih
Sebagai imam shalat
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Sebagai makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Niat shalat tarawih secara infirad atau sendiri.
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Rakaat Pertama Sholat Tarawih
- Takbiratul Ihram dan memasang niat di dalam hati pada saat ini.
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca satu surat pendek atau satu ayat yang dapat dipahami.
- Rukuk dengan thuma’ninah (tenang sejenak selama pembacaan 1 kali tasbih)
- Membaca tasbih rukuk 1 kali
- Itidal dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih)
- Membaca doa itidal.
- Sujud pertama dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih)
- Membaca tasbih sujud 1 kali.
- Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih).
- Membaca doa duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih).
- Membaca tasbih sujud 1 kali.
- Duduk istirahat sejenak (selama pembacaan 1 kali tasbih atau subhānallāh) sebelum bangun.
- Bangun untuk melanjutkan rakaat kedua.
Rakaat kedua Sholat Tarawih
- Lakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama—dari poin 2 sampai 13. Kemudian duduk tasyahud (tawarruk atau duduk di atas pantat kiri dengan memasukkan kaki kiri ke kanan).
- Selanjutnya, membaca tasyahud atau kalimat syahadat. Lalu, membaca shalawat Nabi, membaca salam pertama sambil menoleh ke kanan dan membaca salam kedua sambil menoleh ke kiri.
- Setelah dua rakaat selesai, ulangi sesuai panduan sampai 20 rakaat.
Sumber: NU Online
Posting Komentar