Kisah ini bercerita tentang seorang yang mengejar khatam Al-Quran tanpa memahami makna dan kandungannya. Seperti halnya Ember, yang hanya membaca Al-Quran untuk menyelesaikan tugas tanpa memperhatikan makna di baliknya. Namun, pada suatu hari, ia menyadari kesalahannya dan mulai menggali makna di balik tadarus Al-Quran.
Menemukan Kembali Makna Tadarus Al-Quran Ramadhan
Tadarus Al-Quran Ramadhan adalah kegiatan keagamaan yang sangat dikenal di seluruh dunia Islam. Namun, seringkali orang hanya mengejar khatam tanpa memahami makna dan kandungannya. Seperti halnya Ziyad, seorang anak kecil yang merasa kegiatan tadarusnya tidak berguna. Namun, dengan bantuan kakeknya, Ziyad berhasil menemukan kembali makna dari tadarus Al-Quran.
Ziyad adalah seorang anak kecil yang akrab dengan kegiatan keagamaan seperti tadarus Al-Quran, shalat jamaah, dan ibadah lainnya. Setiap bulan Ramadhan, ia selalu menghabiskan waktu bersama kakeknya untuk tadarus di masjid.
Namun, pada suatu malam, Ziyad merasa bahwa tadarus yang dilakukannya hanya mengejar khatam tanpa memahami makna dan kandungannya.
"Bagaimana sih Kek, Kakek terus saja membaca Al-Qur'an, tidak hafal (dan tahu maknanya), apa ada faidahnya?" bisik Ziyad kepada kakeknya.
Setelah tiba di rumah, Kakek tidak membuang waktu untuk merespon pertanyaan dari cucunya yang sangat ia sayangi.
"Lihat Ziyad, di sana ada ember bocor di bawah balai-balai (amben). Bawa ke sini."
Dengan cepat, Ziyad meraih ember yang tergeletak di sudut halaman dan membawanya kepada kakeknya. Namun, ketika ia mengangkat ember tersebut, Ziyad terkejut melihat betapa kotor dan banyaknya debu yang menempel padanya.
"Ziyad, masukkan air ke situ," seru kakeknya.
"Iya, siap kakek," jawab Ziyad penuh kesigapan.
Meskipun terus diisi air oleh Ziyad, ember itu tidak dapat dipenuhi air. Setiap Ziyad mengisinya, airpun segera keluar melalui lubang bocornya.
Anehnya, sudah tahu embernya bocor, Sang Kakek masih saja meminta Ziyad untuk mengisinya dengan air secara terus-menerus dan berulang-ulang. Namun tetap saja ember tidak terisi dengan air. Seolah sia-sia usaha yang dilakukannya.
Di titik itulah Kakek mulai menasihati Ziyad.
"Lihat bagian dalam ember ini," tutur kakek secara perlahan.
Ziyad pun menurutinya dan melihat bagian dalam ember. Ia lihat sudah bersih tanpa debu sama sekali.
Kakekpun segera melanjutkan nasihatnya:
"Sebagaimana air masuk ke ember dan tidak dapat berhenti di sana, tapi tetap bermanfaat karena dapat membersihkan ember tiap kali air dimasukkan, seperti inilah keutamaan Al-Qur'an wahai cucuku yang saleh. Al-Qur'an membersihkan hati dan menjadikan kita semakin akrab dengan agama Islam yang merupakan agama paling baik di antara sekian agama samawi.
Karenanya, teruslah kamu melanggengkan membaca Al-Qur'an, meskipun tidak hapal dan tidak tahu maknanya sehingga mendapatkan balasan dan pahala dari Allah ta'ala," (Ahmad As-Sayyid, storyrealistic dengan beberapa penyesuaian).
Tadarus Al-Qur'an Mendatangkan Pahala Meski Tanpa Mengerti Maknanya
Subhanallah. Tadarus Al-Qur'an yang kadang hanya mengejar khatam tanpa memperhatikan maknanya terkadang dianggap tidak berguna. Namun, hal ini dapat membersihkan hati dan mendatangkan pahala, terutama jika dilakukan di bulan Ramadhan, bulan yang mulia karena turunnya Al-Qur'an.
Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi, Rektor Universitas Al-Azhar dan Mufti Darul Ifta Mesir, mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa membaca Al-Qur'an, meskipun tanpa memahami maknanya, tetap akan mendatangkan pahala bagi pembacanya.
Syekh Thanthawi memfatwakan:
ومن عموم الأحاديث الواردة يُعلَم فضل قراءة القرآن، ومدى ثواب قارئه سواء كان ماهرًا في قراءته وملمًا بمعانيه أو لا
Artinya, "Dari keumuman hadits-hadits yang datang dari Nabi Muhammad saw diketahui keutamaan membaca Al-Qur'an dan luasnya pahala bagi pembacanya, baik yang pandai dalam membacanya dan mengetahui makna-maknanya, maupun yang tidak." (Muhammad Sayyid Thanthawi, Tsawabu Qiraatil Qur'an li Ghairil Mahir bi Qiraatihi wa li Man La Yafhamu Ma'aanihi, 27 Juni 1991, Nomor Fatwa 7046).
Namun demikian, membaca Al-Qur'an dengan tartil dan memahami maknanya tetap menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, selain tadarus Al-Qur'an, membaca dan mempelajari tafsirnya adalah aktivitas yang seharusnya dipilih untuk mendapatkan keutamaan di bulan Ramadhan. Semoga Allah memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi kita semua. Wallahu a'lam.
Kesimpulannya, penting untuk memahami makna dari Al-Qur'an, bukan hanya mengejar khatam. Namun, meskipun tidak memahami maknanya, membaca Al-Qur'an tetap akan mendatangkan pahala bagi pembacanya.
Oleh karena itu, diharapkan setiap umat Muslim dapat membaca dan memahami makna dari Al-Qur'an agar dapat meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Wallahu A'lam bisshowab..
Posting Komentar