cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Kisah Putri Duyung dalam Islam: Ternyata Disebutkan dalam Kitab Ulama

Keberadaan putri duyung sering diperdebatkan. Namun, ternyata kisah makhluk mitos ini telah ditulis dalam kitab-kitab Islam oleh para ulama zaman dulu.

Setiap kitab memiliki istilah yang berbeda untuk menyebut makhluk mitos ini, yaitu setengah manusia dan setengah ikan. Salah satunya, Imam Az-Zarqani, dalam bukunya Ajwibah Az-Zarqani menyebut putri duyung sebagai admiyatul bahr atau manusia laut.

Berbeda dengan Kitab Hayah Al-Hayawaan Jilid 1 yang disusun oleh Kamaluddin Muhammad bin Musa Ad Damiri yang membahas tentang berbagai hewan unik dan langka di dunia yang mungkin akan punah, salah satunya adalah putri duyung. Buku yang ditulis ulama Mesir mazhab Syafi'i ini menyebut putri duyung sebagai insanul ma' dan syaikhul bahr sebutan untuk putri duyung laki-laki.

Keberadaan putri duyung dijelaskan dalam buku ini, yang konon berada di Laut Suriah pada waktu-waktu tertentu. Berikut terjemahan deskripsi putri duyung dalam Kitab Hayaah Al-Hayawan Jilid 1 halaman 46, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Isy Karima.

"Manusia laut adalah makhluk yang menyerupai manusia tetapi memiliki ekor. Al-Qazwaini berkata: 'Seseorang membawa salah satu hewan ini di zaman kita dengan bentuk yang kita sebutkan.' Dan dikatakan: Sesungguhnya di Laut Syam pada waktu-waktu tertentu, ada seekor binatang yang menyerupai bentuk manusia, dan dia berjanggut putih, mereka menyebutnya 'Syaikh Al-Bahr.' Jika dilihat oleh manusia, mereka akan bergembira.”

Selain itu, salah satu kitab yang membahas fikih Mazhab Syafi'i, Kitab Hasyiyah Al-Bujairimi Jilid 4 atau Tuhfah Al-Habib 'Alaa Syarh Al-Khatiib, juga menyebutkan ciri-ciri fisik putri duyung. Salah satu ciri yang disebutkan oleh Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Syaf'i dalam buku ini adalah mereka memiliki rambut yang panjang, terurai, berwarna cokelat.

“Banaat Ar-Ruum adalah ikan di laut yang menyerupai wanita. Dia memiliki rambut panjang tergerai. Warnanya cenderung kecoklatan, memiliki vagina dan payudara. Mereka dapat berbicara tetapi tidak dapat dipahami. Mereka tertawa dan cekikikan. Kadang-kadang ini ikan ditangkap oleh pelaut kemudian dikawinkan dan dikembalikan ke laut," bunyi terjemahan buku tersebut.

Adapun masalah penggolongan putri duyung sebagai manusia atau hewan, Imam Az-Zarqani dalam kitabnya Ajwibah Az-Zarqani menyatakan bahwa putri duyung tergolong hewan, sehingga diharamkan untuk dinikahi, dan mereka akan berkumpul bersama dengan hewan lain sebagaimana debu di akhirat.

“Peri laut itu termasuk hewan, jadi tidak bisa dinikahkan. Dan jika dikawinkan, maka pelakunya harus dihukum dengan ta'dib/ta'ziir (hukuman yang tidak hadd karena perbuatan maksiat dan kriminalitas). . Dan peri laut di hari kiamat akan menjadi debu seperti binatang lainnya," demikian keterangan Imam Az-Zarqani.

Menurut situs Fakultas Adab & Humaniora UIN Bandung, salah satu ulama kontemporer, Ibnu Utsaimin, juga membolehkan makan putri duyung karena termasuk dalam kategori makhluk laut. Penjelasannya didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW tentang laut yang mengatakan, “Airnya suci dan makhluknya halal.” (HR. Abu Daud, An Nasa'i, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Foto: Reuters 

Posting Komentar

Posting Komentar

close