cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Kisah Nabi Musa AS dan Sahabatnya yang Menjadi Babi karena Mencari Dunia dengan Agama

Baca kisah Nabi Musa AS dan sahabatnya yang diubah menjadi babi oleh Allah SWT karena mencari dunia dengan agamanya. Simak juga hikmahnya.

Nabi Musa AS adalah salah satu nabi dan rasul Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Beliau memiliki sahabat yang sering mendampingi dan melayani beliau. Sahabat tersebut banyak belajar ilmu dari Nabi Musa AS dan ia sering mengatakan “Musa AS Kalamullah telah menyampaikan kepadaku” atau “Musa AS Khalilullah telah berkata kepadaku”. Karena ucapan-ucapannya itu, Allah SWT memberikan kekayaan kepada sahabat tersebut.

Suatu hari, Nabi Musa AS ingin menemui sahabatnya itu dan menanyakan kabarnya. Namun, setelah lama mencari, Nabi Musa AS tidak menemukan sahabatnya itu. Hingga akhirnya, ada orang yang membawa seekor babi yang diikat dengan tali hitam.

Nabi Musa AS bertanya kepada orang itu “Apakah kamu tahu di mana si Fulan (sahabat yang dicari oleh Nabi Musa AS)?” “Ya, aku tahu. Inilah (sambil menunjuk babi) orang yang kamu cari” Jawab orang itu.

Nabi Musa AS terkejut mendengar jawaban itu dan berdoa “Ya Allah. Aku mohon kepada-Mu agar Engkau mengembalikan bentuknya seperti dulu sehingga aku bisa menanyakan apa yang membuatnya menjadi begini”

Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS “Wahai Musa, sekalipun engkau berdoa dengan doa Adam, Aku tidak akan mengabulkan permohonanmu itu. Tetapi, Aku akan memberitahumu penyebab keadaan sahabatmu itu. Ia menjadi seperti itu karena ia telah mencari dunia dengan agamanya.”

Allah SWT mengazab sahabat Nabi Musa AS karena ia telah mengkhianati agamanya demi dunia. Ia memanfaatkan perkataan Nabi Musa AS untuk menarik simpati umat dan mendapatkan keuntungan dari mereka.

Padahal, dunia bukan hanya berupa harta atau materi, tetapi segala sesuatu yang menjauhkan seseorang dari tujuan untuk meraih rida Allah adalah termasuk dunia.

Oleh karena itu, seorang alim harus berdakwah dengan niat mencari rida Allah, lillah, ikhlas karena Allah SWT. Karena, kunci keberhasilan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah rida Allah Subhanahu wa ta’ala.

Sumber: https://dakwah.rabithahalawiyah.id

Posting Komentar

Posting Komentar

close