Kisah nyata bermuatan hikmah ini asalnya dari seorang ulama muda, Muhammad Saihul Basyir. Beliau adalah putra dari mantan anggota DPR-RI Fraksi PKS, (alm) Ustadz Mutammimul 'Ula dan Ustadzah Wirianingsih.
Beliau menjadi ulama muda yang hafizh Al-Qur'an 30 juz di usia kelas 6 SD dan saat ini telah menghafalkan ribuan Hadits. Beliau menuturkan sebagian kisah nyata yang dialaminya. Berikut ini kisahnya.
Saat itu tahun keempat perkuliahan saya di kedokteran. Saat semua mahasiswa fokus total persiapan ujian akhir dan meninggalkan semua kesibukan, tapi saya masih sibuk setoran qira'at kepada masyayikh.
Setoran saya tidak selesai satu dua tahun. Namun bertahun-tahun, bahkan 7 tahun, 10 tahun. Bersama para guru alim besar, pelajari seluk beluk ilmu dan kehidupan, sangat nikmat.
Saya masih di Madinah dan sebulan lagi ujian. Saya belajar bareng di grup kelompok belajar sebisanya. Lalu pergi habis maghrib setoran qira'at ke Syekh Ali Hudzaifi.
Teman-teman saya nahan, “Tunda saja setoranmu, ini mau ujian! Ujian paling sulit! Sini aja sampai selesai, baru nanti setoran.”
Saya jawab, “Tidak,” mereka bilang, “Oke kalau gitu pergi sana, jangan bolak balik, ganggu fokus belajar”
Saya jawab, “Jika Al-Qur'an menjadi sebab kegagalan ujian nanti, maka saya bangga dengan itu. Tapi itu mustahil. Alquran tidak mungkin menjadi penyebab apa pun kecuali kesuksesan dan kelulusan, kalian akan lihat.”
Jadwal ngaji saya habis subuh dan maghrib. Begitu terus. Tidak berubah. Sampai hari ujian tiba.
Dua hari sebelum ujian, saya datangi Syekh Ali Hudzaifi, saya bilang, “Ya Syekhi, besok kami ujian akhir di Jeddah. Ujian kelulusan. Saya izin absen hingga lusa. Minta do’anya.”
“Silahkan, semoga Allah memberi taufik.” Jawab beliau.
Pagi-pagi saya datangi Raudhah kemudian sholat dua raka'at, berdoa, lalu berangkat.
Sampai di Jeddah, persiapan sehari. Besoknya ujian. Selesai ujian, langsung balik ke Madinah.
Lanjut setoran sambil menunggu hasil ujian. Tapi karena disibukkan ngaji, saya tidak sempat mencari tahu.
Tiba-tiba kawan menelepon. Dia bertanya, “Abdullah, gimana hasil ujianmu?”
Saya jawab, “Saya tidak tahu.”
Dia bilang, “Kamu bercanda,”
“Demi Allah saya tidak tahu hasil ujian saya.”
Dia menyeru, “Hasilnya tidak ada yang lulus kecuali satu orang. Dan orang itu adalah kamu!”
masyaAllah! Inikah berkah dari Al-Qur'an'
Wallahu A'lam..
Post a Comment