Siapakah Orang Tertua dan Pertama di Bumi? Dari Negara Mana?

Daftar Isi
Jika manusia pertama lahir lebih dari 7 juta tahun yang lalu, banyak dari kita bertanya-tanya apa orang tertua yang masih ada di planet kita. Jawabannya ada di Australia. 

Selama ribuan tahun, banyak orang dan peradaban saling menggantikan di planet kita. Jika beberapa telah menghilang, seperti Maya atau Aztec, yang lain masih ada. Namun belum ditentukan yang merupakan orang tertua yang masih hidup. 

Dalam hal ini, beberapa elemen harus diperhitungkan. Ketika datang ke orang-orang dengan sejarah terpanjang dan tercatat, Cina dianggap sebagai peradaban tertua yang masih hidup. Namun, para peneliti dari Universitas Kopenhagen ingin menentukan orang mana yang memiliki DNA tertua. Mereka melakukan banyak analisis dan hasilnya tegas: orang tertua adalah orang Australia.

Penduduk asli Australia, keturunan manusia pertama

Lebih tepatnya adalah penduduk asli (yang seharusnya disebut penduduk asli Australia) yang merupakan keturunan penjelajah pertama dalam sejarah. Menurut hasil penelitian, penduduk asli Australia memiliki DNA yang sama dengan manusia pertama dari Afrika Tengah. Yang terakhir membuat sejarah dengan menjadi yang pertama menyeberangi lautan. 

Dengan demikian mereka menginjakkan kaki di Australia sekitar 75.000 tahun yang lalu. Mereka kemudian berkembang di pulau itu dan beberapa generasi telah berhasil. Saat ini, keturunan manusia pertama hadir di Australia, tetapi juga di Papua Nugini. Namun, fakta bahwa orang Aborigin adalah yang tertua di dunia juga disebabkan oleh faktor lain.

Beberapa alasan orang Australia menjadi manusia pertama

Karena posisi geografis mereka, manusia pertama yang tiba di Australia diisolasi dari seluruh dunia untuk waktu yang lama. Mereka tidak bergabung dengan orang lain sampai 4.000 tahun sebelum era kita. Meskipun demikian, DNA manusia purba berhasil berkembang selama hampir 58.000 tahun, menjadikan penduduk asli Australia sebagai bangsa dengan sejarah dan kehadiran yang tak terputus di planet kita. 

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sejarah setiap orang: apakah setelah perang, invasi, penyakit atau bencana alam, setiap orang mengalami pasang surut yang kadang-kadang dapat menyebabkan hilangnya. Tetapi penduduk asli Australia berhasil menghindarinya, hingga kolonisasi pulau itu pada tahun 1770, dan berhasil menjadikan budaya mereka yang tertua di planet kita.

Manusia Tertua dan Pertama di Bumi Menurut Islam

Disebutkan dalam beberapa ajaran agama, terutama Islam, bahwa Nabi Adam dikenal sebagai manusia pertama di dunia. Namun menurut sejarah, manusia pertama di bumi adalah manusia purba.

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, sebenarnya mana yang lebih dahulu ada di Bumi, Manusia purba atau Nabi Adam?

Dalam AlQuran diceritakan tentang kejadian manusia. Tetapi juga diceritakan bahwa sebelum kejadian manusia (Nabi Adam) ini sudah ada makhluk-makhluk lain yang menghuni bumi, namun tidak dijelaskan apa makhluk-makhluk lain itu. Boleh jadi, makhluk-makhluk lain itu adalah dari golongan Jin dan bisa jadi makhluk tersebut adalah manusia purba.

Ketika AlQuran berbicara tentang manusia pertama ini, hanya dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Selanjutnya, ada proses akhirnya dihembuskan ruh maka jadilah dia manusia. Mungkin itulah manusia modern.

AlQuran tidak menjelaskan apa yang terjadi setelah tanah dan sebelum ditiupkan ruh.

Jadi hal tersebut diberi gambaran seperti ini, kita punya alfabet A sampai Z. Mulanya A, akhirnya Z. Ada gak antara A dan Z? Banyak.

AlQuran hanya menceritakan A dari tanah dan menceritakan Z dihembuskan ruh. Boleh jadi ada proses di sini. AlQuran tidak menjelaskan proses sebelum ditiupkannya ruh.

Karena itu ada pertanyaan apa benar itu teori Darwin atau New Darwinism. Kita katakan, Islam tidak membahas itu. Itu adalah bidang ilmu. Kalau ilmu bisa membuktikannya, maka dia tidak bertentangan dengan AlQuran.

Jangan libatkan Islam dan AlQuran di sini. Alquran hanya berkata A dan Z. Itu karena Alquran hanya berkata dari tanah ditiupkan ruh. Jadi tolaklah dia atas nama ilmu atau terimalah dia atas nama ilmu.

Apakah seorang muslim boleh percaya teori Darwin tapi juga meyakini apa yang ada dalam Alquran?

Ada beberapa ulama Islam yang percaya dan membenarkan itu. Ibnu Kaldun, salah seorang yang menyebut tentang hal itu bahwa ada proses dari kejadian manusia ini. Sampai mencapai apa yang diistilahkannya Alamul Qiradah, tapi orang secara tulis menyebut Alamul Quldra.

Alamul Qiradah sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh Ibnu Khaldun untuk menggambarkan alam kera.

Namun demikian, dia (Ibnu Khaldun) tidak mengatas namakan AlQuran, dia hanya mengatas namakan penelitian.

Kita  sebagai seorang juga begitu, tidak wajar menolak teori Darwin atas nama Alquran. Tapi silakan tolak atas nama pengetahuan. Begitu juga, jangan terima atas nama Alquran, silakan terima atas nama pengetahuan.

Yang pasti, teori manusia yang ada bisa jadi benar dan juga bisa salah. Kebenaran hakiki hanya milik Allah SWT. Wallahu A'lam..

Posting Komentar