cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Karomah Mbah Hamid Pasuruan Hadiri Haul Syekh Abdul Qodir al-Jailani di Baghdad Iraq Tiap Tahun

Ini merupakan salah satu karomah dari Mbah K.H. Abdul Hamid Pasuruan. Diungkapkan bahwa beliau menghadiri haul Syekh Abdul Qodir al-Jailani di Baghdad Iraq pada setiap tahunnya.

Kisah tersebut bermula dari penuturan langsung oleh Kiai Masyhudi, Sanan Kulon, Blitar. Beliau pernah menceritakannya sekitar tahun 2007 hingga 2008 sebelum wafat. Sebelumnya kisah ini tidak pernah diceritakan kepada siapa pun. Hal itu karena atas permintaan Mbah Kyai Hamid sendiri semasa masih hidup.

Alkisah, pada awal tahun 80-an Kiai Masyhudi melaksanakan ibadah haji. Pada saat sholat Jum'at di Masjidil Haram, tanpa sengaja beliau bertemu dan berkenalan dengan seorang yang dipanggil Syekh Hasan. Beliau berasal dari Baghdad, Irak. Mengingat keduanya memang alim dan fasih, perkenalan berbincangan menjadi akrab diliputi kehangatan dalam bahasa Arab.

Kejanggalan terjadi saat Kiai Masyhudi mengenalkan dirinya berasal dari Jawa Timur. Lalu Syekh Hasan bertanya (jika diterjemahkan bahasa Indonesia percakapanya kurang lebih begini): 

Apakah Anda kenal dengan Kiai Abdul Hamid Pasuruan?”

Kiai Masyhudi agak kaget dan balik bertanya: 
Beliau itu guru kami yang masyhur kealimannya. Ya Syekh Hasan, dari mana Anda mengenal Kiai Hamid?”.

Ternyata jawaban dari Syekh Hasan lebih mengagetkan lagi, yang intinya bahwa beliau kenal baik dengan Kyai Abdul Hamid Pasuruan. D katanya sang kyai tersebut selalu hadir pada acara haul Syekh Abdul Qodir al-Jaelani di Baghdad. Dan tidak hanya itu, saat di Baghdad Kiai Hamid selalu bermalam di rumah Syekh Hasan ini rutin setiap tahun.

Singkat cerita, selepas sholat Jum'at dan sebelum keduanya berpisah, Syekh Hasan mengakhiri percakapannya dengan menitipkan salam kepada Kyai Hamid. Yang intinya Syekh Hasan menunggu kedatangan Kyai Hamid pada haul Syekh Abdul Qodir tahun depan di rumahnya di Baghdad sana.

Sesampainya di Tanah Air, karena amanah titipan salam Syekh Hasan, Kiai Masyhudi sowan langsung kepada Kyai Hamid, namun baru sampai di depan dalem, sang tuan rumah langsung keluar mempersilakan Kiai Masyhudi masuk, seolah sudah tahu maksud kedatangan tamunya. Bahkan Kiai Hamid mendahului menyapa dengan berbisik ke telinga Kiai Masyhudi: 
Nak Masyhudi, jangan cerita ke siapa-siapa ya kalau sudah ketemu Syekh Hasan. Salam sudah saya terima, mohon jangan cerita siapa-siapa.”

Setelah Simbah Kyai Hamid wafat sekitar tahun 1983, Kyai Masyhudi menyampaikan kisah ini kepada salah satu menantu Kyai Idris (putra Kyai Hamid) agar menanyakan langsung ke Kyai Idris Hamid, apakah dulu abahnya setiap tahun selalu pergi ke Baghdad? 

Namun putra Kyai Hamid itu menjelaskan, bahwa abahnya belum pernah pergi jauh ke mana-mana, kecuali pada saat melaksanakan ibadah haji. Subhanallah..

Meskipun para wali itu secara fisik tidak pernah bertemu langsung dan tatap muka, tetapi mereka mempunyai maqom (tempat) untuk berhubungan langsung dan silaturahim dengan para orang saleh (wali) yang lain.
Allahu A'lam..
Posting Komentar

Posting Komentar

close