Kisah Saat Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo Ditemui Nabi Khidir

Daftar Isi
Syaikhona Mbah Kyai Marzuqi Dahlan adalah salah satu pengasuh pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. Beliau merupakan figur yang dikenal dengan sikap tawadhu'nya. Saking tawadhu'nya, para sahabatnya bahkan para santrinya sempat meragukan ke'alimannya. Bahkan beliau juga dianggap kurang mumpuni dalam membacakan kitab-kitab kuning.

Ternyata mbah Kyai Marzuqi bukan sembarang kyai, karena beliau mempunyai banyak kelebihan. Sejak masih nyantri kepada mbah Kyai Abdul Karim (Mbah Manab), beliau sudah terlihat kelebihannya dibandingkan para santri lainnya. Beliau mampu mendeteksi posisi Nabi Khidir.

Kenapa mbah kyai Marzuqi tak terlihat kelebihannya?

Syeikh Syihabudin Al Qalyubi menyebutkan dalam kitab karangannya ”An Nawadir”, bahwa Allah SWT merahasiakan 5 (Lima) hal dalam 5 (Lima) hal. Salah satunya adalah Allah merahasiakan keberadaan kekasih-Nya (wali-Nya) di antara manusia.

Untuk apa? salah satu alasannya adalah agar kita berhati-hati atau menghormati kepada semua orang. Karena kita tidak tahu siapa orang yang sering kita temui. Boleh jadi menurut mata kita orang tersebut adalah orang biasa atau hina, tapi ternyata ia adalah seorang yang saleh yang menjadi kekasih Allah (waliyyullah). 

Maka dengan begitu kita harus menghormati semua orang tanpa terkecuali. Dan memang waliyyullah adalah Rahasia Allah, hanya orang-orang pilihan saja yang mengetahui keberadaan wali-wali Allah. Sampai-sampai muncul istilah
لايعرف الولي إلَّا الولي
Tidak ada yang mengetahui bahwa seseorang itu wali kecuali ia sendiri wali”.

Istilah wali tidak lebih adalah seorang hamba yang saleh yang hanya takut kepada Allah dan rasulNya, sehingga dia mempunyai derajat yang tinggi di hadapan Allah, karena ia telah menjadi kekasih Allah.

Mengenai kerahasiaan kewalian ini, kita kembali kepada kisah Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo. 

Kisah Nabi Khidir Bertamu Kepada Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo

Dikisahkan oleh Kiyai Solichun (pengasuh PonPes Nurul Hasan, Geger Tegalrejo) beliau bercerita, bahwa pada suatu hari Mbah Kiyai Marzuqi Lirboyo kedatangan seorang tamu. Tidak seperti pada hari-hari biasanya, di mana tamu yang sowan biasanya adalah kiyai atau santri berpakaian rapi. Tamu beliau saat itu terlihat memang lain daripada yang lain. Dia bermata sipit seperti orang keturunan tionghoa (bhs jawa: koyo wong cino), memakai celana pendek.

Pada saat yang bersamaan Mbah Kiyai Mahrus memperhatikan tamu yang datang ini dari kejauhan. Dan tanpa disangka ternyata Mbah Kiyai Marzuqi menyambut tamu ini dengan penuh hormat, mencium tanganya dan melayani tamu tersebut secara istimewa.

Karena terkejut dan heran dengan sikap Mbah Kiyai Marzuqi terhadap tamunya, maka setelah tamu tersebut pamitan, Mbah Kiyai Mahrus bergegas menemui Mbah Kiyai Marzuqi lalu bertanya, siapakah tamu beliau tadi dan mengapa Mbah Kiyai menyambut dengan penuh hormat (bhs Jawa:munduk-munduk), mencium tangan dan melayaninya dengan khidmat.

Mbah Kiyai Marzuqi lantas menjawab: 
Kae mau Nabi Khidir, ngabari aku nek patang puluh dino maneh aku mati” 
(itu tadi nabi Khidir, memberitahuku bahwa 40 (empat puluh) hari lagi aku mati).”

Dan memang benar, Mbah Kyai Mahrus menghitung tepat 40 (empat puluh) hari setelah kedatangan tamu tersebut, Mbah Kyai Marzuqi dipanggil menghadap Allah SWT. Wallahu A’lam. 

Sumber PP. Lirboyo
Sumber: facebook/jejakparawali

Posting Komentar