cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Kisah Pria Tua Berdiri Mulai Awal Sampai Akhir Maulid Nabi

Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki
Saat masuk bulan kelahiran Rasulullah SAW, yaitu bulan Rabiul Awal, maka umat Islam pun memperingatinya dalam tema Maulid Nabi.

Sebagian orang mungkin tidak memperingatinya. Sementara sebagian lainnya memperingati lewat acara Maulid Nabi yang acara utamanya membaca salawat, membaca sejarah singkat nabi dan mendendangkan puji-pujian kepada Rasulullah dan lainnya.

Terkait peringatan Maulid Nabi, ada sebuah kisah penuh hikmah yang terjadi dan telah banyak diceritakan oleh berbagai media. Berikut ini kisahnya,

Ulama tersohor dari Rusaifah Makkah, Sayyid Alawi Al-Maliki menceritakan bahwasanya ayah beliau, Sayyid Abbas Al-Maliki, pernah berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam ‘Ied Milad An-Nabawi. Dibacakanlah Maulid Al-Barzanji di sana.

Saat itu, Sayyid Abbas melihat seorang pria tua beruban yang berdiri dengan khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Ia heran, lalu bertanya kepadanya mengapa berdiri sedemikian lama sementara usianya sudah tua.

Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi. Ia berkeyakinan bahwa perbuatan itu adalah bid’ah sayyi’ah (bid’ah yang buruk).

Suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya. Dia bersama sekelompok orang yang bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad SAW. Saat cahaya wajah Nabi Muhammad laksana bulan purnama itu muncul, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah SAW.

Namun tak disangka, ia tiba-tiba tidak mampu bangkit, lumpuh. Rasullullah SAW lalu bersabda kepadanya, “Kamu tidak akan bisa berdiri.” Ia kemudian bangun dari tidurnya. Betapa sedihnya dia, ternyata ia bangun tidur dalam keadaan duduk dan lumpuh, tak mampu berdiri. Berbulan-bulan ia menderita seperti itu.

Kemudian ia bernazar jika Allah menyembuhkan sakitnya ini, ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan. Ajaibnya, tak berapa lama kemudian Allah menyembuhkannya. Maka ia pun selalu berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan untuk memenuhi nazarnya karena mengagungkan Rasulullah SAW.

Sumber : Kitab Al-Hadyut taamm fii Mawaaridil Maulidinnabawiyyi Wa Maa I’tiida Fiihi Minal Qiyaam karya Sayyid Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki Al-Makki (1287 H – 1367 H). Penulis: M. Tholhah al-Fayyad, mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo.
Posting Komentar

Posting Komentar

close