KH Mohammad Nizam As-shofa LC, Pencipta Asli Syi’ir Tanpo Waton

Syi'ir Tanpo Waton adalah syiir yang sudah sangat populer terutama semenjak wafatnya Gus Dur. Syiir yang oleh sebagian kalangan diyakini telah ciptakan dan dilantunkan Alm. Gus Dur.

Faktanya, ternyata syiir tersebut dikarang sekaligus dilantunkan oleh KH Mohammad Nizam As-shofa, pemangku pondok pesantren Ahlus-Shofa Wal-Wafa yang beralamat di Desa Simoketawang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Beliau juga memiliki beberapa bukti kalau syiir itu ciptaannya.

Pemilik suara rekaman syiir tanpo waton

KH Mohammad Nizam As-shofa yang sudah akrab dipanggil Gus Nizam ini, pada waktu itu mempunyai suara berat yang menandakan usia orang yang sudah sepuh. Sebagaimana yang terdengar di masjid-masjid selama ini. 

Tapi ternyata tidak demikian dengan Gus Nizam. Dari sisi usia, beliau jauh di bawah Gus Dur yang diyakini orang sebagai pemilik suara dalam Syiir Tanpo Wathon.

Baru ketika Gus Nizam mengucap salam, maka orang menjadi yakin betul, suara Gus Nizam memang sangat mirip dengan suara yang biasa terdengar di masjid masjid tersebut, yang diklaim juga mirip dengan suara Alm. Gus Dur. 

Sejarah singkat syiir tanpo waton

Dalam keterangan dari berbagai sumber, Gus Nizam menyatakan, bila syiir yang ia sebut Syiir Tanpa Wathon sudah disusun sejak tahun 2004 lalu.

Saat itu saya mulai senang menyendiri di kamar, menggandrungi kesenian wayang sambil belajar bahasa Jawa,” ucapnya. 

Sejak itulah syiir berbahasa Jawa Kawi ini selalu dibaca ribuan para jama'ahnya usai pengajian, yang pada waktu itu rutin dilaksanakan setiap hari Rabu malam, hingga sekarang.

Disinggung tentang kepopuleran syiir yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai karya dan suara Gus Dur, Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini mengaku tidak pernah mempermasalahkan. Malah, beliau bersyukur bila Syiir yang diciptakannya itu bisa didengar banyak masyarakat. 

“Kalau memang dengan sebutan Syiir Gus Dur masyarakat luas bisa mendengar, maka saya malah bersyukur dan tidak mempermasalahkannya. Toh tujuannya sama, demi syiar Islam,” tegasnya sambil menunjukkan CD asli Syiir Tanpo Wathon sebagai bukti. 

Dalam CD yang berisi 8 pujian itu, Syiir Tanpo Wathon jusru berada pada nomor dua. Seluruh pujian dalam CD itu dibawakan sendiri oleh Gus Nizam bersama para santrinya. Hanya Syiir Tanpo Wathon yang menggunakan bahasa Jawa, 7 syiir lainnya menggunakan bahasa Arab. 

Gus Nizam tidak terlalu mempermalahkan jika syiiran itu diakui pihak lain. Dorongan justru datang dari para jamaahnya. Para pengurus dan jamaah, akhirnya mengukuhkan Syiir Tanpa Wathon itu ke Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai bukti Hak Cipta.

Jika ada pihak-pihak yang ingin mengakui syiir, silahkan,” tuturnya, sembari mengucapkan kata-kata guyonan "Gitu aja kok repot". 

Lirik syi'ir tanpo waton, klik disini

Sumber: koran Harian Bangsa