Tuntunan Ibadah dan Amalan Sunnah Bulan Muharram

Daftar Isi

Amalan-Amalan Sunnah apa saja di Bulan Muharram? Ada beberapa amalan sunnah di bulan Muharram. Berikut ini penjelasannya.

Umat Islam di berbagai penjuru dunia selalu antusias dalam menyambut Tahun Baru Islam. Dan mereka mempunyai beragam cara dalam rangka menyambut.

Penanggalan dalam Islam atau disebut kalender Hijriyah memiliki 12 bulan, yaitu: Muharram, Safar, Robi'ul Awal, Robi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqo'idah, dan Dzulhijjah.

Jumlah 12 bulan tersebut sebagaimana telah disebutkan di dalam Alquran, bahwa Allah membagi dalam setahun menjadi 12 bulan. Di dalam Alquran surah At-Taubah ayat 36 disebutkan, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam ketetapan Allah."

Empat bulan mulia dalam kalender Hijriyah 

Dari 12 bulan tersebut, Allah juga menjadikan sebagian bulan lebih utama daripada sebagian yang lain. Sebagaimana firmannya, "Di antaranya ada empat bulan yang haram, itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan empat itu." (At-Taubah:36).

Kalender Hijriyah ini diawali dengan bulan Muharam sebagai bulan pertama. Dengan bulan ini, Allah membuka setiap tahun sesuai sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram (bulan Muharam) dan mengakhirinya pula dengan bulan Haram (bulan Dzulhijjah). Maka tiada bulan dalam satu tahun lebih agung di sisi Allah setelah bulan Ramadhan daripada bulan Muharam."

Dengan demikian, bulan Muharam memiliki keutamaan luar biasa bagi kaum Muslimin karena termasuk dari Arba'atun hurum (empat bulan yang diharamkan) dan bulan yang dimuliakan Allah. Dalam bahasa Arab, kata 'Muharam' memiliki makna 'yang diharamkan'. Sebab, di bulan ini dahulu bangsa Arab sepakat untuk mengharamkan peperangan.

Amalan utama di bulan Muharram 

Amalan Sunnah di bulan Muharram
(Gambar: Infaq Dakwah Center)

Karena keutamaannya itulah, ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharam. Berikut beberapa amalan yang disunnahkan di bulan Muharam:

1. Berpuasa

Puasa memiliki keutamaan yang sangat istimewa di sisi Allah. Namun khusus di bulan Muharam ini, terdapat beberapa pendapat mengenai cara yang bisa dipilih kaum Muslim untuk berpuasa. Sunnah berpuasa di bulan Muharam bisa dilakukan selama sebulan penuh. Hal demikian mengacu pada sejumlah hadits, salah satunya yang diriwayatkan Abu Hurairah.

"Puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharam." (Al-Baihaqi)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ali RA, berkata, 

"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, bulan apakah yang layak untuk aku buat berpuasa setelah bulan Ramadhan?" Rasulullah menjawab, "Jika kamu ingin berpuasa selama sebulan selain di bulan Ramadhan, maka berpuasalah di bulan Allah Muharam. Sesungguhnya itu adalah bulan Allah, di sana terdapat suatu hari yang Allah memberi pengampunan kepada sebuah kaum dan juga memberikan pengampunan bagi kaum yang lain." (HR. Al-Baihaqi)

Hari pertama di bulan Muharam adalah awal tahun. Karena itu, dianjurkan untuk berpuasa di hari pertama bulan Muharam dan juga berpuasa sehari sebelumnya (akhir tahun). Hal ini menunjukkan bahwa seorang Mukmin mengawali sesuatu dan mengakhirinya dengan kebaikan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar pernah menyebutkan, bahwa Hafshah meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, 

Barangsiapa berpuasa di hari terakhir dari bulan Dzulhijah dan juga hari pertama dari bulan Muharam, maka Allah akan menjadikannya sebagai penghapus atas dosa selama lima puluh tahun, dan puasa sehari di bulan Muharam sebagai penghapus atas dosa selama tiga puluh hari."

Selanjutnya, pendapat lain mengatakan, bahwa dianjurkan untuk berpuasa selama tiga hari di bulan Muharam. Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Rasulullah SAW bersabda, 

"Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan Haram, yakni hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka Allah akan mencatat untuknya sebagai ibadah selama tujuh ratus tahun." 

Namun, hadits ini masuk dalam kategori hadits lemah.

Sebagian ulama mengatakan, bahwa bulan Muharam yang paling utama adalah sepuluh hari pertama dari bulan itu. Di bulan Muharam ini, hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa ialah pada hari Asyura (hari kesepuluh dari bulan Muharam).

Hari Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar dan kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Sebab, di dalamnya terjadi berbagai kejadian bersejarah yang sangat penting dalam Islam. Salah satu hadits yang menyebutkan keutamaannya ialah hadits dari Ibnu Abbas.

Ia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW sangat bersemangat untuk berpuasa di suatu hari, kecuali di hari ini (hari Asyura) dan di bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW juga bersabda, 

"Berpuasalah kalian di hari Asyura dan bedakanlah dengan Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya." (Al-Baihaqi)

2. Bersedekah atau menyenangkan keluarga.

Selain berpuasa, umat Muslim juga disunnahkan untuk memperbanyak sedekah dan menyenangkan atau memuliakan keluarga. 

Dalam sebuah hadits dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, 

"Barangsiapa menyenangkan keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan memberikan kesenangan kepadanya (meluaskan rizkinya) di tahun-tahun berikutnya." (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani)

Dalam hadits lain dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, Rasulullah SAW bersabda, 

"Barangsiapa berpuasa di hari Asyura, maka seakan-akan berpuasa selama setahun, dan barangsiapa bershadaqah di hari ini, maka seakan-akan bershadaqah selama satu tahun."

Dalam hadits lain, Jabir bin Abdullah ra, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Barangsiapa melapangkan keperluan orang lain pada hari Asyura, Allah akan melapangkan untuknya sepanjang tahun itu."

3. Bertaubat kepada Allah SWT dan memperbanyak amal shaleh.

Di hari Asyura, dianjurkan untuk memperbarui taubat serta kembali kepada Allah. Meskipun, umat Islam sebenarnya dapat bertaubat kapan pun. Sebab di hari Asyura, seperti yang telah disebutkan dalam sebuah hadits, terdapat hari di mana Allah memberikan pengampunan kepada sebuah kaum di bulan Muharam.

Aswad bin Yazid berkata, "Aku bertanya kepada Abin bin Amr tentang puasa Asyura. Dia barkata: Pada bulan Muharam ada hari ketika Adam diberi ampunan. Bila engkau mampu, berpuasalah pada hari itu." 

Hal senada dikuatkan oleh Abu Ishaq, yang mengatakan bahwa jika suatu kaum berbuat dosa, lalu mereka bertobat pada hari itu, maka taubat mereka diterima. 

Dalil Keutamaan Puasa Bulan Muharram 

وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُهُ فَلَمَّا هَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ قَالَ « مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ ».

"Rasulullah SAW telah melaksanakan puasa 'Asyura (tgl 10 Muharram). ketika beliau hijrah di Madinah pun beliau tetap melaksanakannya dan beliau memerintahkan melaksanakannya. Ketika puasa ramadhan diwajibkan, beliau berkata, "Siapa yang ingin melaksanakan puasa 'Asyura, laksanakanlah. siapa yang tidak ingin, maka ia (boleh) tidak melaksanakannya". Hadis riwayat Muslim dari Aisyah.

Dalam hadits lain telah disebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

"Rasulullah SAW sampai di kota Madinah, ia dapati orang-orang Yahudi melaksanakan puasa pada hari 'Asyura (10 Muharram), maka Rasulullah bertanya kepada mereka, "Hari apakah ini kamu melaksanakan puasa pada hari ini?". mereka menjawab, "Ini hari yang agung. Allah SWT telah menyelamatkan Musa dan kaumnya pada hari ini, Ia menenggelamkan Fir'aun dari kaumnya. Maka Musa melaksanakan puasa untuk bersyukur kepada Allah SWT, maka kami melaksanakan puasa".
Rasulullah Saw berkata, "Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kamu".
Maka Rasulullah Saw melaksanakan puasa dan memerintahkannya."

Rasulullah Saw berkata, "Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kamu".

Maka Rasulullah Saw melaksanakan puasa dan memerintahkannya." Hadits riwayat muslim dari Ibnu Abbas.

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

"Puasa yang paling afdhal setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram dan shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam (tahajjud)." Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ ».

"Rasulullah Saw ditanya tentang puasa 'Asyura, beliau menjawab, “Mengampuni dosa setahun yang lalu”. Hadits riwayat Muslim.

وروى أحمد "خالفوا اليهود صوموا يوما قبله ويوما بعده " .

Laksanakanlah puasa 'Asyura, akan tetapi berbeda dengan yang dilakukan orang-orang Yahudi. berpuasalah satu hari sebelumnya dan sehari setelahnya". hadits riwayat Imam Ahmad.

المرتبة الأولى صوم ثلاثة أيام : التاسع والعاشر والحادى عشر .

والمرتبة الثانية صوم التاسع والعاشر، والمرتبة الثالثة صوم العاشر وحده

Tingkatan puasa 'Asyura terbagi tiga:

  1. Orang yang melaksanakan tanggal 9, 10 dan 11.
  2. Orang yang melaksanakan tanggal 9 dan 10.
  3. Orang yang melaksanakan tanggal 10 saja.

(Pendapat ulama).

Sumber artikel: Republika.co.id dan somadmorocco.blogspot.com

Posting Komentar